Esposin, SOLO—Orkes Humor Pecas Ndahe berhasil mengocok perut ratusan pengunjung Pasar Raya di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), Kamis (1/8/2024) malam.
Malam itu penonton duduk lesehan sambil menyantap kuliner yang tersedia di Pasar Raya. Mereka sudah menanti sebelum pentas, hingga akhirnya band asli Solo yang sudah berusia tiga dekade itu mulai naik ke panggung.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Penampilan mereka dibuka dengan lagu baru Lupakan Sakit Hati. Setelah itu seperti biasa para personel yang terutama Doel (guitar double neck), Makch (vokalis), Toni (vokalis), dan Widi Kocrit (joker) saling lempar humor.
Setelah itu mereka membawakan lagu-lagu pop era 2000-an. Misalnya lagu dari band rock Jamrud berjudul Ningrat dan lagu Si Doel Anak Sekolah di-medley hingga terdengar kocak. Lirik yang diubah jadi jenaka mengundang tawa penonton.
Sentuhan musik para personel lain seperti Ahmad Nurul (Gitaris), Pendek (Bas), Tomo (Drummer) dan Yoik (Guitar Triple Neck) membuat lagu yang di-medley terasa selaras dan tidak terkesan dipaksakan.
Malam itu juga hadir Thathit Paksi Setyawan si penabuh gendang yang memperkaya warna musik Pecas Ndahe. Permainan gendeng cucu dalang Ki Manteb Sudarsono itu memperkuat para personil ketika memainkan lagu-lagu dangdut.
Mereka kemudian kembali memparodikan lagu. Kali ini lintas genre. Lagu lawas dangdut melayu milik Rhoma Irama berjudul Kerinduan di-medley dengan The Spirit Carries On milik band metal asal Amerika Dream Theater.
Lalu ketika Toni sedang bergaya menyanyikan lagu milik Coldplay berjudul Fix You. Di tengah-tengah lagu tiba-tiba malah membelok bernyanyi Wiro Sableng. Patahan itu membuat penonton tertawa. Penonton semakin tertawa, ketika Doel keluar dengan kostum ala-ala Wiro Sableng.
Pecas Ndahe memang tidak pernah kehabisan cara mengocok perut Ndaser, sebutan untuk penggemar mereka. Konsep komedi memang tidak pernah berubah, namun kebaruan di setiap pentas selalu ada. Malam itu mereka melakukan komedi slapstick, srimulatan, parodi lagu, hingga komedi kostum.
Selain penampilan kocak Pecas Ndahe terdapat penampilan seni pertunjukan dan seni rupa lainnya. Sebelumnya, Kepala TBJT Suratno mengatakan dalam gelaran Pasar Raya itu terdapat pasar malam Berkah Ria, jajanan kuliner, pameran seni rupa, dan penampilan seni pertunjukan.
Suranto sengaja memadukan aktivitas seni budaya dengan pasar malam. Pihaknya ingin memadukan seni budaya dengan aktivitas masyarakat. Selama ini aktivitas seni dan budaya terpisah dengan kegiatan masyarakat.
“Selama ini hanya menggelar seni pertunjukan saja, ini coba kami gabungkan dengan kegiatan masyarakat, kira-kira suka aktivitas apa,” kata dia ketika ditemui Esposin, Kamis (1/8/2024).
Maka pihaknya menghadirkan wahana permainan anak dan stand kuliner untuk menarik minat masyarakat. Pihaknya melibatkan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk mengisi stand kuliner.
Dia ingin gelaran yang diadakan selama kurang lebih dua pekan itu bisa disaksikan oleh banyak orang. “Sehingga di situ diharapkan terjadi literasi seni budaya. Penambahan pengetahuan tentang seni dan budaya,” kata dia.
Selain wahana dan kuliner terdapat penampilan karya seni dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Tengah. Dia mengatakan terdapat 61 penampilan seni pertunjukan yang terdiri dari seni tari, musik tradisional, wayang kulit, wayang golek, barongsai, musik langsung, sampai seni rupa.
“Ada 24 Kabupaten dan Kota yang berpartisipasi. Selain itu ada kelompok seni lain yang masuk. Kalau dari seni rupa ada seniman dari Yogyakarta dan ada juga dari Jawa Barat,” kata dia.
Gelaran Pasar Raya ini merupakan kali pertama diadakan. Pihaknya berharap acara seperti ini bisa berlangsung satu tahun sekali. Kegiatan yang mengangkat tema Merajut Pesona Merawat Jati Diri Jawa Tengah itu merupakan rangkaian bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Pemprov Jateng, HUT TBJT ke-49, dan HUT RI ke-79. Pasar Raya berlangsung setiap hari dari pukul 10.00 WIB sampai 22.00 WIB. Masyarakat yang ingin berkunjung tidak dipungut biaya.