Esposin, KLATEN -- Tujuh tahun lalu, tepatnya 8 April 2013, Esposin menurunkan berita tentang balita berusia dua tahun asal Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, DO, yang hilang sejak Kamis (4/4/2013) akhirnya ditemukan pada Senin (8/4/2013).
Balita perempuan itu ditemukan dalam kondisi meninggal di antara tumpukan sampah pada parit yang berjarak sekitar satu kilometer dari rumahnya. Tubuh balita itu kali pertama diketahui sejumlah petani yang sedang menanam padi di area persawahan terdekat, sekitar pukul 11.00 WIB.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Baca Juga : Klaten Hari Ini: 7 April 2014, Sawah di 3 Kecamatan Jadi Danau Dadakan
“Saat itu para petani sudah mencium bau, tetapi mengira dari binatang yang mati. Setelah dicek, ternyata sumber bau itu berasal dari jasad bocah itu,” terang Suparno, 50, warga yang mengevakuasi jasad bocah malang itu saat ditemui wartawan di rumah duka.
Jenazah Dina ditemukan dalam kondisi tertelungkup di antara tumpukan sampah di parit. Dari permukaan, tubuhnya memang tidak kelihatan. Namun, tangan bocah malang itu keluar dari sela-sela tumpukan sampah.
“Kebetulan saya yang meraih tubuhnya lalu membopongnya ke rumah orangtuanya,” ujarnya.
Baca Juga : Klaten Hari Ini: 3 April 2013, Difabel Meninggal Misterius di Parit
Hal senada dikemukakan Haryono, 45, warga lain. Menurutnya, cukup banyak sampah yang menumpuk di parit tersebut. Mulai dari sampah plastik hingga potongan pelepah pisang memenuhi permukaan parit.
Dia menduga banyaknya sampah yang menumpuk tersebut membuat proses pencarian korban yang dilakukan selama berhari-hari tidak membuahkan hasil. Berita penemuan jasad balita tersebut menyebar ke telinga warga sekitar.
Mereka berbondong-bondong datang ke rumah duka untuk melayat. Ibu korban, W, 40, tampak syok setelah mengetahui anak bungsunya ditemukan meninggal. Sejumlah aparat polisi tiba di lokasi segera mengindentifikasi jenazah korban dan meminta keterangan dari sejumlah saksi.
Baca Juga : Klaten Hari Ini: 29 Maret 2015, Dampak Tanggul Sungai Dengkeng Jebol
Jenazah korban selanjutnya dikebumikan di permakaman umum desa setempat. Pencarian korban sebelumnya sudah dilakukan Tim Search And Rescue (SAR) Klaten dan Solo dengan menyisir parit dan saluran irigasi sejauh sekitar 10 kilometer.
Pencarian korban selama tiga hari sejak Kamis petang terpaksa dihentikan pada Minggu (7/4/2013) karena tidak membuahkan hasil. “Setelah kami telusuri, kami tidak menemukan tanda-tanda adanya korban hanyut. Makin ke bawah, aliran makin sempit jadi kami memutuskan untuk menghentikan pencarian,” ujar Koordinator Bidang Operasional SAR Klaten yang saat itu dijabat oleh Irwan Santoso.