Esposin, KLATEN -- Delapan tahun yang lalu, tepatnya pada 7 April 2014, Esposin menurunkan berita tentang ratusan hektare (ha) lahan pertanian di tiga kecamatan yang berada di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah mendadak berubah menjadi danau, Senin (7/4/2014).
Pasalnya, sejumlah anak Kali Dengkeng di wilayah tersebut meluap hingga membanjiri sawah milik warga pada Minggu (6/4/2014) petang. Ketiga kecamatan yang lahan pertaniannya terendam air tersebut Cawas, Bayat, dan Wedi. Sedikitnya, ada delapan desa di tiga kecamatan yang lahan pertaniannya terendam air.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Informasi yang dihimpun Esposin, musibah tersebut berawal saat kawasan Klaten dan sekitarnya diguyur hujan lebat sekitar pukul 15.00 WIB. Tingginya intensitas hujan di berbagai wilayah praktis membuat sejumlah anak Kali Dengkeng meluap.
Baca Juga : Klaten Hari Ini: 29 Maret 2015, Dampak Tanggul Sungai Dengkeng Jebol
Di Desa Karangasem, Kecamatan Cawas, luapan Kali Gamping bahkan sampai menyebabkan tanggul yang masih terbuat dari tanah jebol. Pantauan Esposin di lokasi, Senin, tanggul yang jebol panjangnya sekitar 30 meter. Akibatnya, lahan pertanian yang ada di sebelah selatan kali berubah menjadi danau karena terendam air.
Meski sawah masih terendam, puluhan petani tetap bergotong royong membersihkan sampah yang terbawa aliran air. Salah satu petani dari Dusun Namengan, Desa Karangasem, Harno Suwiryo, 85, kala itu mengaku baru selesai menanam padi pada Minggu siang.
Namun, sekitar pukul 18.00 WIB, tanggul sudah jebol dan menggenangi sawah seluas 5.400 meter persegi miliknya. “Padahal saya baru selesai menanam padi sekitar pukul 13.00 WIB. Namun saat magrib itu tanggulnya jebol dan sawahnya terendam air,” jelasnya kepada wartawan di lokasi, Senin itu.
Baca Juga : Banjir dari Luapan Kali Cino Surut, Warga Klaten Bersih-Bersih Rumah
Dia memastikan padi yang ditanam pada sawah seluas ribuan meter persegi miliknya itu mati. “Tanaman padi jelas akan mati kalau terendam air. Apalagi baru beberapa jam selesai ditanam dan sampai Senin belum surut,” katanya.
Tanggul Jebol
Akibat musibah tersebut dia mengaku mengalami kerugian hingga Rp2,2 juta. Sementara itu, Kepala Desa Karangasem, Surono, mengatakan pada awal tahun ini tanggul di kawasan tersebut telah jebol dua kali.Baca Juga : Fondasi Tergerus Arus Sungai, 3 Bangunan di Borongan Klaten Ambrol
“Pertama, tanggul Kali Gamping tersebut jebol pada akhir Februari. Kemudian, kemarin [Minggu] petang kembali jebol di sebelah timurnya,” katanya kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin.
Akibat musibah tersebut, sambung Surono, seluas 100-an Ha lahan pertanian terendam air. “Sekitar 100 Ha lahan pertanian terkena dampak banjir dan kerugian mencapai sekitar Rp300 juta,” imbuhnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, jajaran Kodim, Koramil, Muspika Cawas dan Polsek sudah meninjau lokasi tanggul yang jebol pada Minggu malam. Kepala BPBD klaten yang saat itu dijabat oleh Sri Winoto mengatakan akan membuat tanggul darurat dari karung sak. “Kami juga berencana mengirimkan logistik untuk kerja bakti pembuatan tanggul darurat,” jelas Sri Winoto kala itu.
Baca Juga : Banjir di Klaten, 101 Jiwa Sempat Mengungsi
Tanggul jebol juga terjadi di Desa Jambakan, Kecamatan Bayat. Akibatnya, ratusan hektar sawah juga terendam air. Di Kecamatan Wedi, banjir juga menggenangi ruas jalan alternatif Jogja-Pacitan-Wonogiri yang melintasi Bayat. Bahkan, tidak sedikit pengendara bermotor menuntut kendaraan karena mogok. Ketiggian air mencapai lebih dari 50 sentimeter (cm).