Esposin, WONOGIRI—Minyak goreng dengan harga eceran tertinggi (HET) Rp14.000 per liter terus diburu masyarakat dalam beberapa waktu terakhir. Komoditas itu sulit didapat dan jika ada pun pedagang menjualnya dengan harga tinggi.
Hal itu dirasakan Sri Windari, 35. Beberapa waktu lalu ia sempat merasakan mahalnya harga minyak goreng mencapai Rp20.000 per liter. Sejak ada kebijakan pemerintah yang menyamaratakan harga minyak goreng, Sri tak pernah merasakan HET minyak goreng Rp14.000 per liter.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Selasa (8/3/2022), Sri akhirnya mendapat minyak goreng murah seharga Rp13.500 per liter. Minyak goreng itu diperoleh dalam operasi pasar (OP) di Pendopo Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri.
Baca Juga: Hanya 2 Jam OP, 1.500 Liter Minyak Goreng di Manyaran Wonogiri Ludes
Pada awalnya Sri tak diperbolehkan karena sebenarnya ia adalah warga Sukoharjo. Kepada Esposin, ia mengaku bisa sampai di Pendopo Kecamatan Manyaran dan mendapat minyak goreng murah karena tak disengaja.
"Sebenarnya, saya berjualan balon keliling saja. Tapi karena mengetahui ada kerumunan, saya ikut mencari tahu ada apa, tahunya ada minyak goreng murah," ucap Sri.
Saat mengetahui ada OP minyak goreng di Pendopo Kecamatan Manyaran, ia ikut mengantre meski tak memenuhi syarat yakni memiliki kupon yang digunakan untuk menukarkan dengan dua liter minyak goreng. "Tadinya diutamakan untuk warga Wonogiri, sedangkan saya masuknya sebagai warga Sukoharjo," kata Sri.
Baca Juga: Gandeng Bulog, Dinas KUKM Perindag Wonogiri Gelar OP Minyak Goreng
Tekat Sri akhirnya membuahkan hasil. "Karena Pak Camat tahu setiap hari saya jualan keliling di area Kecamatan Manyaran, akhirnya saya dijatah satu liter minyak goreng. Saya mengganti biayanya," imbuhnya.
Mendapat jatah minyak goreng, meski hanya 1 liter, cukup menyenangkan Sri. Sebab, sudah lebih dari sepekan Sri tak masak menggunakan minyak goreng. Ia berterus terang, hasil jualan balon keliling tak dapat mencukupi kebutuhannya membeli minyak goreng.
"Jadi saya mikir gimana caranya biar saya dan anak-anak bisa makan saja, yang penting enggak digoreng," ujarnya. Dalam kurun waktu itu, masakan yang ia sajikan ke keluarganya berupa sayur bening dan lauk yang dikukus.
Baca Juga: PLTA Wonogiri Salurkan Minyak Goreng Gratis, Ini Syaratnya
Hasil berjualan balon keliling yang telah ia lakoni selama 14 tahun tak selalu dapat mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Apalagi sejak pandemi Covid-19 yang membuat kondisi ekonominya semakin terpuruk. Sampai-sampai tak bisa membeli minyak goreng.