Benarkah demikian? Sejumlah SPG yang diwawancarai Esposin tak menampik “godaan” semacam itu. Tiara seorang SPG freelance memaparkan ancaman pelecehan seksual yang selalu menghantui para SPG dari para pembeli produk yang mereka jual.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Pelecehan itu berupa sekadar menggoda, iseng, tangan jahil, hingga tawaran untuk berkencan. "Kadang ada customer yang menantang siap menutup target penjualan kami hingga dua kali lipat dengan syarat kami mau diajak berkencan di hotel. Ini godaan yang sangat berat," aku Tiara.
Nyatanya Tiara tetap menganggap pekerjaan yang ia geluti itu menyenangkan. Bukan tanpa alasan Tiara mengemukakan hal itu. Ia telah menggeluti sejumlah pekerjaan lain sebelumnya sehingga ia bisa membanding-bandingkan dan berkesimpulan dirinya nyaman menjadi SPG.
Setelah lulus SMA pada 2007, berbekal penampilan dan kemampuan seadanya, perempuan asal Pajang, Laweyan, Solo, Jawa Tengah itu bekerja sebagai waiters di sebuah pub ternama di Solo. Tak lama setelah itu, ia pernah pula mencoba menjadi perempuan tenaga penjualan atau SPG di sebuah pusat perbelanjaan modern di Kota Solo.
Berdasarkan pengalaman itulah, Tiara berkesimpulan bahwa sebagai SPG jaringan pertemanannya luas. Dengan bekal itu pula, Tiara menanggalkan status SPG di pusat perbelanjaan modern dan menempatkan diri lebih independen dan menantang dengan menjadi SPG freelance.
Tiara total menekuni pekerjaannya. Ia pernah menjadi SPG perusahaan otomotif, SPG perusahaan susu formula, SPG perusahaan telekomunikasi, hingga SPG perusahaan rokok yang mengharuskannya berpakaian serba minim.
”Saya kebetulan memang suka tantangan. Jadi, begitu ada peluang job dari perusahaan tak pernah saya sia-siakan," ujar Tiara saat berbincang dengan Esposin di sebuah kafe di kawasan Laweyan, Solo.
Ditipu Agen
Kendati mengaku mencintai pekerjaannya itu, Tiara sempat pula berkisah langkahnya menjadi SPG sempat harus ”dibayar” cukup mahal. Untuk menjadi SPG ia harus melewati masa-masa berat.
Ia mengaku pernah ditipu agen SPG yang menaunginya. "Fee saya bersama delapan teman SPG lainnya enggak dikasihkan. Kami pernah juga sampai melapor ke polisi," kata dia.
Sumber Esposin yang mengetahui seluk-beluk dunia SPG tapi berpesan agar tak disebut identitasnya mengatakan pengalaman Tiara dan beberapa kawannya yang ditipu agen itu sesungguhnya bagian dari modus ”menjual” SPG kepada lelaki hidung belang.
Dalam situasi seperti itu, posisi SPG bisa terpojok, antara kehilangan fee atau terjebak melayani nafsu lelaki hidung belang. "Biasanya, SPG akan diajak bertemu di hotel dengan alasan untuk menerima pembayaran fee. Padahal, di situ sudah disiapkan rencana jahat," ujar sumber Esposin yang minta dirahasiakan namanya itu.