Esposin, SRAGEN — Gang kecil selebar dua meter di Dukuh Pranggan RT 025, Desa Banaran, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah terkenal sampai ke luar negeri. Tempat ini dikenal dengan nama Gang Min Sragen.
Asal-usul nama gang unik ini konon diambil dari nama warga yang berawalan min atau berakhiran min, seperti Mintarjo dan Parmin. Hal itu dijelaskan salah seorang warga Gang Min Sragen, Dirman, 51, kepada Esposin pada Sabtu (2/4/2022).
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
“Zaman simbah-simbah dulu banyak yang menggunakan nama min. Sampai sekarang masih banyak warga bernama min. Bahkan warga sini kalau punya anak mantu atau besan juga ada yang bernama min. Ini apa sudah menjadi sabda Mbah Rangga, cikal bakal Pranggan, atau bagaimana tidak tahu. Besan saya juga bernama Parmin dari Ngabeyan, Bumiaji, Gondang,” katanya.
Baca juga: Ganas, Pencuri Gasak 3 Motor Sekaligus di Indekos di Baki Sukoharjo
Gang ini bahkan terkenal sampai ke luar negeri banyak warga Pranggan yang menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI). Di deretan rumah dalam satu gang ini, kata dia, sebanyak 20-an keluarga dan 80% di antaranya memiliki nama min.
“Banyak warga sini yang jadi TKI. Mereka kalau kirim ke keluarga di sini pakai alamat Gang Min. Mungkin biar mudah mencarinya,” katanya.
Baca juga: Tangis Haru Ayah Remaja Wonogiri Bertemu Anaknya yang Hilang 1 Tahun
Kisah Mbah Rangga
Dirman yang juga pedagang jamu gendong itu menduga nama banyaknya nama min itu kemungkinan sabda cikal bakal Dukuh Pranggan, yakni Mbah Rangga.Petilasan Mbah Rangga itu, kata dia, berua sumur tua yang berada di tengah Gang Min, Sragen. Sumur itu masih ada dan sebagian ditutup untuk lalu lalang warga.
“Satu deretan warga di Gang Min ini ternyata berasal dari dua keluarga, yakni keluarga trah Mbah Ngabin dan Mbah Karan,” jelasnya.
Baca juga: Breaking News! 4 Kendaraan Terlibat Kecelakaan di Jalan Solo-Jogja
Seorang pemerhati sejarah Banaran, Sambungmacan, Sragen, Priyanto, menyampaikan makam cikal bakal Pranggan itu dimakamkan di Tempat Perkaman Umum Pranggan.
Dia menunjukkan ada satu makam kuno dengan model nisan batu seperti nisan kerabat Keraton Mataraman. Anehnya, makam tersebut membujur bukan dari selatan ke utara melainkan dari tenggara ke barat laut.
“Nisan ini dipercaya sebagai keturunan dari Rangga Prawira Sentiko. Belum diketahui identitas resminya. Makamnya memang aneh dan berbeda dengan nisan pada umum. Setelah diukur dengan menggunakan kompas ternyata membujurnya dari tenggara ke barat laut bukan dari selatan ke utara. Yang jelas makam ini merupakan makam cikal bakal Pranggan,” ujarnya.