Esposin, SOLO--Lady Cempluk warga Sukoharjo ini beberapa hari lalu nyekar simbahnya bernama Tom Gembus di pemakaman Danyung. Setelah pulang, Cempluk teringat masa kecilnya 35 tahun silam. Setiap kali ke rumah simbahe, Cempluk selalu dikasih uang oleh Mbah Tom Gembus.
Gara-gara pulang nyekar itulah Cempluk teringat kisah lucu bin ngguyokne. Mbah Tom Gembus termasuk orang yang jarang di rumah. Mbah Gembus yang berprofesi sebagai makelar tanah itu hobinya nongkrong di tambal ban yang tak begitu jauh dari rumahnya. Padahal di rumah sering ada tamu yang menawarkan sawah.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Mbah Putri merasa capek setiap ada tamu harus memanggil mbah kakung ke tempat tambal ban. Akhirnya simbah kakung dan simbah putri sepakat kalau ada tamu simbah putri nabuh kentongan sebanyak tiga kali. Setelah kentongan ditabuh, biasanya beberapa menit kemudian Tom Gembus datang.
Suatu hari, saat sampai di rumah simbahe, Cempluk tahu simbah kakung nggak ada di rumah. Dia tahu bagaimana cara memanggil simbah kakung. Cempluk pun langsung nabuh kentongan tiga kali.
“Wis tak kentongi ping telu mesti sedilit meneh Simbah Kakung kundur,” batin Cempluk.
Dugaannya benar. Tak berapa lama, Cempluk melihat Tom Gembus lari tergopoh-gopoh masuk rumah. Namun begitu melihat Cempluk, makplereeet… Simbah Tom Gembus langsung berubah ekspresi.
“Oolah... tiwas tak rewangi mlayu sipat kuping, tak pikir ana tamu makelar tibake putu wedhok ta,” kata Mbah Gembus ketika sampai rumah. Sementara Lady Cempluk hanya bisa ngikik karena melihat Mbah Tom Gembus kapusan gara-gara ulahnya.
Kiriman: Sri Ningsih, Mantung RT 002/RW 013, Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo.