Esposin, SOLO--Memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-7, Museum Keris Nusantara menggelar kirab berbagai koleksi pusaka, Jumat (9/8/2024) sore. Koleksi yang dikirab sore itu merupakan pusaka dalam bentuk keris dan tombak masterpiece yang tersimpan di Museum Keris Nusantara.
Salah satunya ialah pusaka Kiai Tengara yang merupakan keris hibah dari Presiden Joko Widodo untuk Museum Keris Nusantara. Kirab digelar dengan berjalan kaki yang dimulai dari Rumah Dinas Wali Kota Solo, Loji Gandrung menuju Museum Keris.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Pantauan Esposin di lokasi, kirab mulai berjalan sekitar pukul 15.00 WIB. Ada pun defile dalam kirab itu terdiri atas Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Solo, Putra-Putri Solo 2024, berbagai komunitas perkerisan di Solo, serta masyarakat Solo yang secara sukarela menjadi peserta kirab sore itu.
Ada pula dua gunungan yang berisi hasil bumi dengan berbagai jenis yang diperebutkan oleh warga Solo.
Kepala UPTD Museum Solo, Bonita Rintyowati menyampaikan bahwa acara kirab pusaka itu merupakan agenda rutin yang digelar tiap HUT Museum Keris Nusantara pada 9 Agustus.
“Setiap HUT Museum Keris Nusantara kami selalu mengirabkan masterpiece koleksi museum yang dalam kesempatan ini ialah Kiyai Tengara,” kata Bonita saat diwawancarai Esposin di lokasi acara, Jumat (9/8/2024) sore.
Dalam prosesi kirabnya sendiri, keris itu diiring oleh dua tombak besar yang dibawa oleh tujuh orang termasuk Bonita. Tujuh orang pengiring itu, lanjut dia, melambangkan usia dari Museum Keris Nusantara.
“Dan sebelumnya pula, Kiyai Tengara telah kami inapkan di Loji Gandrung sehari sebelum dikirabkan di mana, di situ merupakan lambang kekuasaan yang cocok dengan keris itu sendiri,”
Selain itu, dalam perayaan tahun ini ada perbedaan dengan tahun-tahun sebelumnya. Bonita menceritakan bahwa pada tahun ini, Museum Keris Nusantara ingin menghadirkan sebuah narasi perkerisan nusantara dengan cara menggelar rangkaian acara yang dimulai sejak 6 Agustus 2024 lalu.
Acara-acara itu di antaranya ialah Pameran Kembar yang digelar di dua tempat, di Museum Keris Nusantara yang memamerkan koleksi pusaka era Majapahit dan di Royal Pringsewu yang memamerkan koleksi pusaka era Mataram.
Selain itu, ada pula berbagai pelatihan dan perlombaan di antaranya, lomba edukatif kultural museum (bertutur), lomba tari kreasi, belajar menjamas keris, seminar internasional terkait perkerisan, dan sebagainya.
“Seminar internasional membahas pesona keris era Majapahit dengan pembahas Fadli Zon, Ismundar yang merupakan duta besar Indonesia untuk UNESCO dan Basuki Teguh Yuwono kemudian ditanggapi oleh dua Empu,” kata dia.
Rangkaian acara memperingati HUT Ke-7 Museum Keris Nusantara akan selesai pada 11 Agustus 2024 mendatang. Dengan berakhirnya rangkaian acara itu, Bonita berharap Museum Keris Nusantara secara khusus dan museum yang ada di Solo secara umum menjadi lebih dikenal oleh masyarakat untuk kemudian dikunjungi dan menjadi wadah belajar bagi masyarakat di Solo dan sekitarnya.
“Kami tidak mau museum itu dianggap menakutkan, gelap, sepi, dan ketinggalan jaman oleh masyarakat. Karena itu kami akan menggelar agenda-agenda menarik agar anggapan negatif terkait museum itu hilang,” jelas dia.
Kirab Keris sore itu ditutup dengan berbagai agenda salah satunya ialah berebut gunungan yang juga dikirabkan sebelumnya. Gunungan yang berisi hasil bumi itu ludes dalam waktu singkat karena diperebutkan oleh masyarakat yang berada di situ sore itu.