Esposin, SOLO — Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso, mengingatkan para kepala daerah di Soloraya akan pentingnya sinergitas rencana pembangunan kawasan, termasuk langkah-langkah promosi pariwisatanya.
Hal tersebut dia sampaikan saat Sarasehan Soloraya untuk Indonesia Maju dengan tema Recover Together, Recover Stronger di Hotel Alila Solo, Rabu (23/2/2022). Hadir dalam acara itu Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, dan Bupati Karanganyar, Juliyatmono.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Ada juga perwakilan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) lain di Soloraya, yaitu Sragen, Boyolali, Klaten, dan Wonogiri. Acara didukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK), OVO, Candi Elektronik, BNI, Shipper, Telkom, JNE, Alila Hotel Solo, Blesscon, serta RS Indriati.
“Apabila kita tujuannya sama, tinggal bagaimana masing-masing yang menjadi prioritas di masing-masing daerah,” terang dia. Wimboh menerangkan pemerintah pusat sudah membuat rencana yang terintegrasi mulai dari jaringan transportasi, airport, dan industri.
Untuk wilayah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) diakui memiliki sentra industri besar dan pariwisata andalan. “Dalam konteks kita menjual pariwisata Jateng bahkan Indonesia harus terintegrasi. Kita tidak bisa jualan Candi Sukuh saja, tapi harus juga dengan jualan Prambanan, dan aneka potensi di wilayah sekitarnya seperti Solo, Boyolali, dan lainnya,” urai dia.
Menurut Wimboh dalam pengembangan kawasan terintegrasi harus memperhatikan aspek ketersapuan kunjungan destinasi wisata yang ada. Untuk itu, sedari awal harus dibuat paket-paket pariwisata terintegrasi di satu kawasan tersebut.
“Harus dijual secara terintegrasi, sehingga orang dari Bali, pengunjung mancanegara ke sini, datang ke semua. Kalau dulu datang ke sini, Jogja-Solo berjam-jam, dengan tol ini bisa cepat. Satu spot bisa masuk ke berbagi kawasan yang ada,” tegas ada.
Dengan meningkatnya pariwisata dan pembangunan di kawasan itu, Wimboh melanjutkan, perekonomian di wilayah tersebut akan meningkat. Pada akhirnya angka pengangguran dan kemiskinan bisa dikikis hingga angka yang kecil.
“Karena pasti begitu. Namanya pengangguran kemiskinan akan berkurang. Sebab ini menciptakan lapangan kerja kalau banyak yang datang,” ujar dia. Jualannya tambah banyak, produksi bertambah, transportasi hidup, serta kuliner hidup,” kata dia.
Yang juga perlu disiapkan, Wimboh melanjutkan, hiburan pada malam hari sebagai pilihan wisatawan yang datang dan menginap di daerah. Bukan dalam arti seluruh daerah di satu kawasan harus menawarkan produk yang sama.
Justru setiap daerah bisa tampil atau menawarkan ciri khas maupun keunikannya masing-masing. “Dan keunikan tetap harus ada, bukan berarti akan hilang. Silahkan nanti dikemas menjadi suatu hal yang menarik, unik, tapi terintegrasi,” tegas dia.
Lebih jauh menurut Wimboh pengembangan kawasan secara terintegrasi harus dapat mengatasi berbagai permasalahan yang muncul. Seperti dampak dari beroperasinya jalan tol Solo-Jogja yang kemungkinan membuat kawasan Kartasura macet.
Baca Juga: Sarasehan Soloraya untuk Indonesia Maju Dibuka Presiden Komisaris SMG“Nah bagaimana mengatas ini. Jangan sampai dengan pembangunan yang luar biasa, tapi menimbulkan side effect yang tidak nyaman. Jadi tetap masyarakat yang tinggal di daerah tetap nyaman karena macet, yang datang nyaman,” urai dia.