Esposin, BOYOLALI--Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali mencatat dua dari 16 anak bawah lima tahun (balita) gizi buruk 2015 meninggal dunia. Sementara sampai triwulan pertama 2016 terdapat dua balita gizi buruk baru di Boyolali.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Kasi Gizi Dinkes Boyolali, Ratoyo, mengatakan tahun lalu ada sebanyak 16 balita gizi buruk di Boyolali. Dari jumlah tersebut dua di antaranya meninggal dunia dan delapan anak balita sembuh sehingga masih tersisa sebanyak enam balita gizi buruk.
“Awal tahun ini dari enam penderita gizi buruk tersebut dua diantaranya sembuh. Triwulan pertama tahun ini ada dua tambahan penderita gizi buruk baru sehingga jumlah penderita gizi buruk di tahun ini sebanyak enam balita,” ujar Ratoyo saat ditemui Esposin di ruang kerjanya, Selasa (3/5/2016).
Ratoyo mengatakan dua balita gizi buruk yang meninggal dunia pada bulan Juli merupakan warga Karanggede dan Nogosari yang meninggal dunia pada bulan Maret. Keduanya meninggal dunia tidak hanya disebabkan karena gizi buruk tetapi juga terkena penyakit HIV AIDS. Sebanyak enam balita gizi buruk tahun ini paling banyak ditemukan di Ampel dengan jumlah tiga balita. Sementara dua balita gizi buruk baru tahun ini, ditemukan di Kecamatan Karanggede dan Ampel.
“Sebagian besar balita penderita gizi buruk di Boyolali tidak hanya murni terkena gizi buruk. Penyakit bawaan sejak lahir seperti toksoplasma, cerebral palsy dan HIV AIDS juga menjadi penyebab kematian balita gizi buruk,” kata dia.
Ia menjelaskan sebagian besar orang tua yang memiliki balita gizi buruk malu untuk memperiksakan ke puskesmas atau ke rumah sakit. Kondisi tersebut memperparah kondisi balita dan dapat menyebabkan kematian.
“Orang tua harus mengetahui ciri-ciri gizi buruk. Jangan sampai gizi buruk baru diketahui ketika balita atau anak sudah parah kondisinya baru periksa ke doketer,” ujar dia.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinkes Boyolali, Ratri S.Lina, mengatakan balita gizi buruk di Boyolali tahun lalu tersebar di delapan kecamatan yakni Ampel, Andong, Sawit, Wonosegoro, Kemusu, Klego, Karanggede, dan Nogosari. Dinkes, lanjut dia, akan terus memantau kondisi kesehatan enam balita gizi buruk tahun ini.