Esposin, KLATEN — Ular atau naga banyak dipahatkan pada benda-benda peninggalan masa klasik [Hindu-Buddha] hingga zaman Kerajaan Mataram Islam karena dianggap sakti, dan menjadi simbol kekuasaan, keagungan raja, hingga penolak bala.
Dalam buku berjudul Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya diterbitkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, naga berupa hiasan atau laksana untuk arca, biasanya dalam bentuk upawita, kelat bahu, atau jamang.