Esposin,WONOGIRI -- Kabupaten Wonogiri kini mempunyai rumah edukasi kopi yang bertempat di Desa Conto, Kecamatan Bulukerto. Rumah edukasi itu diresmikan pada Selasa (13/10).
Rumah Edukasi Kopi itu dibangun melalui dana corporate social responsibility (CSR) PLN Peduli. Dana yang dihabiskan untuk membangun rumah edukasi tersebut sebesar Rp40 juta. Dalam peresmian, Manager UP3 PLN Sukoharjo, La Ode Lawati, telah menyerahkan bangunan tersebut kepada Kepala Desa Conto, Budi Cahyono.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Rumah edukasi kopi dapat dimanfaatkan para petani kopi Desa Conto untuk mempermudah proses pengolahan kopi.
Ini Strategi Pemkab Wonogiri Hindarkan Kerumunan dalam Penyaluran Bansos
La Ode mengatakan selain sebagai wahana untuk memberi edukasi mengenai kopi, bangunan itu juga dapat digunakan petani setempat dalam memproses biji kopi. "Semoga dapat memberi manfaat dalam proses pengolahan kopi dan bisa menggerakkan roda perekonomian Desa Conto. Sehingga kopi Wonogiri, khususnya dari Conto bisa lebih dikenal masyarakat luas," kata dia saat dihubungi Esposin, Selasa.
Kepala Desa Conto, Rudi Cahyono, mengatakan, dari dulu desanya merupakan penghasil kopi di Wonogiri. Bahkan budi daya kopi itu telah berlangsung sejak zaman penjajahan Belanda.
Waduh, Tim Pemulasaraan Jenazah Covid-19 Wonogiri Ternyata Sering Dicurigai
Belajar Tentang Kopi jadi Lebih Mudah
Pegiat kopi Wonogirich, Bagus Adi Santoso, mengatakan rumah edukasi kopi itu dapat dimanfaatkan sebagai sarana memberikan pendidikan mengenai kopi kepada petani dan masyarakat sekitar."Sudah cukup banyak orang yang mengunjungi Desa Conto untuk belajar tentang kopi. Dengan ada tambahan fasilitas itu, maka belajar kopi akan lebih mudah dan detail. Karena bangunan itu dilengkapi dengan mesin pengupas kopi dan fasilitas pengeringan kopi," kata dia saat dihubungi Esposin, Rabu (14/10).
Setelah ada peresmian, menurut dia, para petani kopi Desa Conto dibekali pelatihan pemrosesan biji kopi dari Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Wonogiri.Proses pelatihan berlangsung selama empat hari di rumah Sular, seorang petani kopi di Desa Conto yang mempunyai lahan kopi yang cukup luas.
Salah satu pemateri pelatihan mengatakan dinas atau instansi terkait sebaiknya mendorong para petani memperoleh sertifikat organik. Karena sertifikat itu diperlukan untuk mengangkat brand kopi Indonesia. Produk-produk organik sangat dihargai di dunia internasional.