Esposin, SOLO– Palang Merah Indonesia (PMI) Solo memiliki jumlah pendonor atau angka produksi darah terbanyak ketiga se-Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Dalam sebulan rata-rata ada lebih dari 7.000 orang mendonorkan darah di sana.
Hal tersebut diungkapkan CEO PMI Solo, Sumartono Hadinoto, saat ditemui Esposin di kantornya, Selasa (9/7/2024).
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Sumartono menyampaikan bahwa banyaknya pendonor atau angka produksi darah yang begitu besar di PMI Solo tak lepas dari banyaknya rumah sakit rujukan yang ada di Kota Bengawan. Ditambah, kata dia, Solo memiliki dua Fakultas Kedokteran di Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sehingga punya alat dan dokter yang mencukupi.
“Produksi darah PMI di kota Solo adalah terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya. Karena apa di sini ada 15 Rumah Sakit (RS) rujukan dan juga ditunjang sepenuhnya oleh UNS dan UMS lewat Fakultas Kedokteran. Sehingga dokternya lengkap, alatnya pun lengkap,” kata dia.
Dia menjelaskan banyaknya rumah sakit rujukan di Solo membuat banyak orang luar daerah datang ke Solo untuk berobat. Menurut dia jumlah pasien yang ada di rumah sakit rujukan di Solo 60 persen di antaranya adalah warga luar kota.
“Dengan begitu banyaknya rumah sakit dan pasien otomatis kebutuhan darahnya juga tinggi. Pasien di RS itu 60 persennya dari luar wilayah Solo, tapi Soloraya dan bahkan ada yang dari Madiun, Pacitan dan daerah lainnya,” ungkap dia.
Dia menuturkan, minat masyarakat Solo dalam mendonorkan darah telah mencapai 15 % dari jumlah total jumlah penduduk. Jadi, sebetulnya jumlah itu termasuk melampaui batas minimum dari PMI sebesar 4 persen dan WHO yang hanya menargetkan 2,5% dari total jumlah penduduk.
“PMI Indonesia itu aturan 4 x 4 , artinya setiap cabang PMI harus punya stok darah aman selama 4 hari dan 4 persen penduduknya ikut donor darah,” kata dia.
“Tapi di Solo tidak hanya 4 persen, namun 15 persen, ini yang luar biasa karena berkat dukungan semua pihak yang mau mendonorkan darahnya untuk saudara kita melalui PMI Kota Solo.” sambung dia.
Lebih lanjut, kata dia, sebagian besar pendonor darah di PMI Solo adalah anak muda. Di mana angkanya mencapai 60 persen.
Untuk itu, pihaknya saat ini tengah gencar-gencarnya untuk terus melakukan program regenerasi pendonor. Agar nantinya 40 persen pendonor dewasa atau sudah masuk usia tua bisa ada penerusnya atau penggantinya.
Selain terus menjalankan sosialisasi donor darah lewat berbagai media, pihaknya juga membuat sejumlah inovasi agar pendonor nyaman saat berada di PMI Solo.
“Kami punya ide out of the box agar para pendonor nyaman berada di sini. Mulai dari menyediakan es krim, kopi, jus, pagi ada sarapan, sore ada makan malam, dan lain sebagainya. Termasuk kami juga rutin menggelar donor darah keliling di beberapa lembaga atau instansi,” imbuh dia.