Keberadaan kera liar di perkampungan merupakan sesuatu yang janggal. Tetapi tidak demikian halnya di wilayah Dukuh Kerten, Desa Tiyaran, Kecamatan Bulu, dan sejumlah dukuh lain di sekitarnya. Kera liar bergerombol yang sering mendatangi permukiman warga seakan menjadi pemandangan sehari-hari.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Hampir setiap saat warga bahkan harus kucing-kucingan dengan kumpulan kera liar yang sering datang secara bersamaan dan memangsa semua yang ditemui sehingga menimbulkan keresahan masyarakat. Selain tanaman dan buah, ketika turun gunung hewan tersebut akan memakan apa pun saat sedang merasa lapar.
“Mereka (kera liar-red) tinggal di perbukitan sekitar Kerten dan selalu mencuri kelengahan warga. Mulai dari pisang, pepaya, kacang tanah, dan buah-buah lainnya pasti habis disikat ketika pemilik lengah,” keluh Joko Sugiyanto, 50, ditemui Esposin di RT 002/RW 006 Kerten, Jumat (13/4/2012).
Istri Joko, Suwarni, menuturkan nasi aking atau nasi basi yang dijemur pun tidak luput dari incaran kera liar jika keberadaannya sudah diendus. Karena itu untuk menjauhkan rumah dari gerombolan hewan yang sering datang tanpa diundang itu, warga harus pandai-pandai dalam menyimpan makanan mereka.
“Pernah suatu saat makanan di dalam mobil pun diambil (kera). Sekarang karena meresahkan banyak warga menebang dan tidak mau menanam lagi pohon buah yang sering jadi sasaran kera,” imbuhnya.
Warga di RT 002/RW 007 Dukuh Kerten, mengungkapkan kekesalan serupa. Ia menuturkan harus bergantian menjaga tanaman kacang tanahnya dengan anak dan istri agar tidak habis dimangsa kera. “Sekali lengah pasti tidak tersisa. Karena itu dari pagi sampai sore kacang (tanah) ditunggui,” ujarnya.
Kepala Dusun (Kadus) III Dukuh Kerten, Ratmin, menyebutkan kawanan kera liar dinilai meresahkan karena tidak hanya memangsa tanaman atau dan buah-buahan yang masih berada di pohon. Kera liar sering merepotkan warga karena genting atap rumah yang disinggahi binatang itu sering acak-acakan.
“Celakanya kejadian seperti itu selalu berulang. Hari ini dibetulkan besok sudah ada lagi genting yang pecah atau hilang dari tempatnya,” papar Ratmin ditemui dalam kesempatan terpisah, kemarin.
Meskipun kerepotan, warga Kerten dan dukuh-dukuh lain di sekitarnya mengaku tidak bisa berbuat banyak. Segala cara sudah dilakukan untuk mengusir kumpulan kera liar yang tinggal di hutan di perbukitan setempat, namun hasilnya tidak memuaskan. Yang terjadi mereka selalu kembali setelah menghilang sesaat ketika diusir warga. Terlebih populasi hewan tersebut sekarang semakin banyak.