Esposin, SOLO — Program Sekolah Penggerak atau SP akan diterapkan pada 2.500 sekolah jenjang SD-SMA di seluruh Indonesia. Koordinator Bidang Tata Kelola pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Winner Jihad Akbar mengatakan sekolah tersebut tersebar di 100 kabupaten/kota di berbagai provinsi.
“Program Sekolah penggerak akan diterapkan di 2.500 sekolah di seluruh Indonesia mulai jenjang SD sampai SMA. Untuk SMA sendiri ada 374 sekolah dan selebihnya SD dan SMP. Kita ada 100 kabupaten/kota yang akan ditetapkan,” ujarnya kepada wartawan dalam diskusi virtual Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) yang diselenggarakan Gerakan Jurnalis Peduli Pendidikan (GJPP), Kamis (28/1/2021).
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Sekolah Penggerak merupakan program Menteri Pendidikan dan kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim sebagai katalis untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia. Juga menjadi penggerak bagi sekolah-sekolah lainnya.
Baca juga: Pemkab Semarang Tak Izinkan Pembelajaran Tatap Muka, Masih PPKM
“Komitmen ini kita butuhkan dari dinas atau pemerintah daerah setempat agar SDM [sumber daya manusia] yang sudah kami framing dan sudah kami beri pendampingan dalam program ini tidak dipindah,” imbuhnya.
Baca juga: Menggugah Kepedulian Dunia Pendidikan Melalui GJPP
Kesediaan Pemerintah Daerah
Selain itu, komitmen lain adalah kesediaan pemerintah daerah untuk menyediakan anggaran APBD. Itu untuk memenuhi dana-dana yang mungkin timbul dalam program ini. “Misalnya dalam Sekolah Penggerak ini nanti akan ada digitalisasi sekolah yang memerlukan sarana dan prasarana digital,” ujarnya.Sementara itu, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus (GTK Dikmensus) Kemendikbud, Yaswardi mengatakan selain sekolah penggerak, pemerintah juga menggelar program guru penggerak.
“Tahun ini kita akan ada 7.800 guru penggerak dan ke depan kami harapkan semua guru menjadi guru penggerak. Saat ini sedang dilaksanakan seleksi guru penggerak untuk angkatan ketiga,” ujarnya.
Guru penggerak adalah interactional leader/pemimpin yang interaktif yakni guru yang mampu menciptakan kondisi yang berorientasi kepada murid. “Guru penggerak ini benar-benar mampu menggerakkan pendidikan ke arah yang lebih maju,” ujarnya.