Tinggal di rumah berdinding anyaman bambu berlantai tanah, sehari-hari Rajiyem dan anaknya harus hidup dengan mengandalkan jatah beras untuk keluarga miskin (Raskin). Dua warga Ngasinan yang tinggal di ujung utara Dukuh Pengkol ini juga sering melewatkan malam dengan tidur hanya beralas selembar tikar.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
“Bagi kami yang penting sehat. Soal makan sehari-hari, ada lah. Kadang juga ada kiriman uang dari saudara yang merantau. Ya sak kelingane,” ujar Widodo yang harus banyak berdiam diri di rumah setelah kaki kirinya diamputasi akibat sakit kaki gajah sejak 13 tahun silam.
Dengan usianya yang lanjut, Rajiyem kini tidak sekuat dulu lagi. Namun untuk mencari penghasilan, saat musim tanam padi, perempuan yang telah menjanda dua tahun ini masih kerap menjadi buruh tani. Isteri mendiang Parwo Wiyono ini merasa beruntung karena di tengah keterbatasan, ia jarang sakit.
Terlebih saat ini ketika dia dan anaknya tidak terdaftar sebagai keluarga miskin (Gakin) sehingga tidak termasuk sebagai penerima program jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas). “Sebelumnya punya (Jamkesmas), tidak tahu kalau sekarang sudah tidak terdaftar,” kata Widodo menambahkan.
Nasib Suharni, 42, warga miskin lain di lingkungan RT 001/RW 006 Dukuh Pengkol, bahkan lebih tidak beruntung. Sebelum kehilangan suami awal Januari 2012 lalu, ibu tiga anak ini harus meninggalkan rumahnya yang tak bisa ditempati lagi sehingga harus menumpang di rumah iparnya satu tahun terakhir.
“Mau bagaimana lagi. Jangankan memperbaiki rumah, pengobatan suami saja saya pontang-panting sana sini. Sekarang kami menumpang saudara karena rumah tak bisa ditempati lagi,” ujarnya. Dengan berbagai cobaan yang dialami, Suharni kini seolah merasa seperti tak mempunyai kekuatan lagi. Di tengah situasi seperti itu, dia mengaku tidak habis pikir tidak terdaftar dalam data Gakin.
Seperti pula diungkapkan Kadus II Desa Ngasinan, Yanto, seluruh warga miskin di Pengkol tidak ada yang tercantum dalam data Gakin terbaru 2012 hasil validasi tim independen. Akibatnya warga tidak mampu di dukuh setempat praktis tak bisa mengakses program bantuan bagi pemerintah.
JIBI/SOLOPOS/Triyono