Esposin, KLATEN – Warga di wilayah Kecamatan Juwiring dan Wonosari, Klaten mengeluhkan sulitnya membeli elpiji bersubsidi.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Salah satu pengecer bernama Suyatmi, 58, berasal dari Dukuh Ngerni, Desa Bolopleret, Juwiring tak lagi mendapat pasokan elpiji 3 kg dari pangkalan hampir sebulan.
“Biasanya tiga atau empat hari sekali saya mendapat kiriman dari pangkalan sebanyak 10 tabung. Tetapi, selama tiga pekan terakhir kosong. Saya juga sudah mencoba cari sendiri ke daerah lain, kondisinya juga sama. Kalaupun dapat harganya mencapai Rp21.000/tabung. Sebenarnya kalau harga tinggi tidak masalah, asalkan barangnya ada,” tutur dia saat ditemui
Pengecer lainnya, Sunarti, mengaku tak menjual elpiji 3 kg hampir satu bulan. Kondisi itu terjadi lantaran stok elpiji di tingkat pangkalan habis. Biasanya, ia membeli elpiji ke pangkalan yang berada di wilayah Kecamatan Wonosari.
Kepala Desa Bolopleret, Catur Joko Nugroho, mengatakan selain para pengecer, warga pun kesulitan mendapatkan elpiji bersubsidi tersebut selama beberapa pekan terakhir. Ia mengaku sudah melaporkan kondisi itu ke pemkab.
Tak hanya di Juwiring, warga di wilayah Wonosari juga mengeluhkan kelangkaan elpiji 3 kg. Salah satu warga, Parni, mengatakan kelangkaan elpiji 3 kg sudah terjadi lebih dari satu pekan.
”Harus cari sampai ke daerah lain. Kalaupun mendapat elpiji, harganya Rp22.000/tabung,” kata warga Dukuh Samben, Desa Gunting, Wonosari itu.
Sementara, Kabag Perekonomian Setda Klaten, Srihadi, tak menampik ada laporan terkait keluhan kelangkaan elpiji 3 kg. Hanya, operasi pasar (OP) seperti yang dilakukan di daerah lain dinilai belum dibutuhkan.
“Klaten belum butuh OP. Pasokan elpiji 3 kg sekitar 27.500 tabung/hari masih mencukupi kebutuhan masyarakat. Untuk laporan kelangkaan, sudah kami atasi dengan meminta agen menambah pasokan,” ujarnya.