Esposin, KLATEN--Harga sapi per ekor di kawasan Prambanan, Klaten mulai mengalami kenaikan signifikan dalam satu pekan terakhir. Kenaikan harga sapi di pasaran mencapai Rp2 juta per ekor.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Ketua Paguyuban Ternak Sapi Langgeng Sehati Kebondalem Lor, Lasiman, mengatakan peternak sapi di daerahnya mengaku cukup girang menyambut Idul Adha. Total peternak sapi di Langgeng Sehati mencapai 200 orang.
"Sebentar lagi Idul Adha. Harga sapi sudah mengalami kenaikan signifikan, yakni dari Rp15 juta per ekor menjadi Rp17 juta per ekor. Sapi-sapi di sini tergolong sapi lokal. Biasanya, uang hasil penjualan sapi digunakan membeli anak sapi atau untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," katanya saat ditemui wartawan di kantor Kecamatan Prambanan, Kamis (13/8/2015).
Lasiman mengatakan pembeli sapi di Kebondalem Lor kebanyakan berasal dari luar daerah. Hal itu terutama dari Jakarta. "Tiap harinya, rata-rata bisa menjual 1-2 ekor. Total peternak di kelompok saya ada 200 orang. Saat ini sudah banyak yang inden membeli sapi," katanya.
Selain mengembangkan sapi lokal, lanjut Lasiman, tak sedikit peternak yang mengembangkan sapi limosin. Saat ini, ada 10 ekor yang memiliki berat badan di atas satu ton per ekor.
"Kalau yang lebih dari satu ton itu, harganya bisa mencapai Rp60 juta per ekor. Usianya berkisar enam tahun," katanya.
Kepala Desa (Kades) Kebondalem Lor, Agus Nugroho, mengakui sebagian besar warganya berprofesi sebagai peternak sapi. Total populasi sapi di daerahnya berkisar 800 ekor.
"Saat ini memang masanya peternak sapi. Apalagi, harga sapi di sini juga mulai merangkak naik," katanya.