Esposin, SRAGEN — Petani bawang merah di Kampung Ngoncol, Kelurahan Nglorog, Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen, menuai hasil panen berlipat ganda. Setiap 1 kg bibit bawang merah lokal bisa menghasilkan 9 kg bawang merah dalam waktu 57 hari.
Rupanya ada rahasia untuk bisa mendapatkan hasil panen yang berlimpah. Petani bawang di Ngoncol rupanya menanam bawang menggunakan metode kelambu. Itu yang jadi rahasianya.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Petani bawang asal RT 001/RW 007, Kampung Ngoncol, Djon Suwandi, 45, telah membuktikan keampuhan penanaman bawang metode kelambu. Bahkan pada Kamis (7/10/2021), banyak petani bawang dari luar Sragen berdatangan ke sawah Djon yang luasnya 1.500 meter persegi itu untuk menyaksikan sendiri hasil panen metode kelambu.
Baca Juga: Petani Sragen Pusing Diwajibkan Setor Titik Koordinat Sawah untuk Ajukan Pupuk Bersubsidi
Djon Suwandi yang juga anggota Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Sragen bersama tiga petani bawang merah lainnya mengambil sampel petak seluas satu meter persegi untuk melihat hasil produksi tanaman itu. Bawang merah hasil pengambilan sampel petak atau ubin kemudian ditimbang.
Hasil timbangan menunjukkan berat 4,5 kg berat kotor. Djon memprediksi berat bersihnya sekitar 3,5 kg karena dikurangi berat daun bawang merah yang diperkirakan mencapai 1 kg.
Baca Juga: Jos! Sidowayah Klaten Kembangkan Millenial Smartfarming Biar Petani Nggak Punah
Dia mengatakan dengan metode kelambu itu hama turun drastis sampai 80%. Di sisi lain, Djon menggunakan pola pemupukan semiorganik. Dengan luasan 1.500 meter persegi itu ia hanya menggunakan pupuk kimia sedikit. Djon cukup untung pada musim panen ini karena harga bawang merah sedang bagus, mencapai Rp13.000/kg.
Kelambu Cegah Hama
Seorang petani bawang merah asal Padas, Kecamatan Tanon, Sragen, Muh. Arif, 52, mengakui metode kelambu dalam penanaman bawang merah efektif untuk meningkatkan produksi. Itu karena hama kupu-kupu dan ulat tidak bisa masuk.Baca Juga: 3 Hektare Lahan di Desa Sigit Sragen Disiapkan untuk Tanam Porang, Tapi…
“Kebetulan lahan bawang merah saya sudah panen beberapa waktu lalu, yakni seluas 3.500 meter persegi. Saya menanam tidak menggunakan kelambu dan hasilnya memang merosot sampai 60%. Tanam dengan menggunakan kelambu itu bisa mengurangi hama sampai 80%,’ ujarnya.Petani bawang merah asal Jono, Kecamatan Tanon, Miswanto, juga membuktikan langsung efektivitas penggunaan kelambu dalam penanaman bawang merah. Belum lama ini, Miswanto panen bawang merah dengan bibit impor dari Thailand. Miswanto menggunakan bibit impor karena produksinya bisa 1:20 atau setiap 1 kg bibit bisa memproduksi 20 kg.
“Dari 130 kg bibit yang saya tanam ternyata hanya menghasilkan 1,165 ton atau perbandingannya 1:9. Hasil ini jauh dari harapan karena banyak hamanya. Lahan saya memang tidak menggunakan metode kelambu. Kalau saya pakai kelambu maka produktivitasnya bisa maksimal 1:20,” ujarnya.