Esposin, KLATEN -- Presiden pertama Republik Indonesia (RI), Ir Soekarno atau Bung Karno, ternyata pernah berkunjung ke Desa Delanggu, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, sekitar tahun 1968. Waktu itu, Bung Karno dinilai terkagum-kagum dengan keindahan kawasan pabrik goni Delanggu dari udara.
Kisah Bung Karno pernah berkunjung ke Desa Delanggu diungkapkan Danramil Delanggu, Kapten (Cpl) Rudi Saputra, saat bertemu dengan para pedagang eks Pasar Darurat Delanggu di Kantor Desa Delanggu, Kamis (27/5/2021).
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Penjelasan itu disampaikan Danramil untuk memberikan pemahaman dengan pendekatan historis bahwa Bung Karno sempat mengagumi keindahan kawasan pabrik karung goni yang di dekatnya terdapat Lapangan Merdeka.
Baca juga: Ratusan Pedagang di Bekas Pasar Darurat Delanggu Klaten Mau Pindah, Tapi...
"Saya baca di buku sejarah, Bung Karno pernah meninjau Pabrik Karung Goni Delanggu tahun 1968. Waktu itu, Bung Karno turun dari helikopter. Kata Bung Karno, suasana di sini sangat indah. Dahulu tak ada pedagang yang berjualan di pinggir jalan. Kalau ada yang berjualan di pinggir jalan, itu salah. Makanya, ayo tertib. InsyaAllah pasar akan maju," kata Rudi Saputra.
Menata Fasilitas Umum
Sebagai informasi, pada Kamis jajaran Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Delanggu bersama Pemerintah Desa (Pemdes) Delanggu menyosialisasikan pentingnya relokasi bagi 297 pedagang yang masih menempati lokasi bekas Pasar Darurat Delanggu dekat Lapangan Merdeka.Tujuan relokasi itu untuk menata fasilitas umum (fasum) atau pun fasilitas sosial (fasos) di Desa Delanggu.
Baca juga: 297 Pedagang di Bekas Pasar Darurat Delanggu Klaten Akhirnya Bersedia Direlokasi
Guna meyakinkan agar para pedagang bersedia menjalani relokasi, Pelaksana Tugas (Plt) Camat Delanggu, Jaka Suparja, menjelaskan ke para pedagang terkait berbagai pertimbangan kenapa para pedagang harus pindah.
Selain berjualan di trotoar dilarang Perda No. 5/2008, relokasi kali ini tak merugikan para pedagang. Para pedagang direlokasi gratis di lahan kas desa yang sudah dibangun menjadi Pasar Desa Delanggu pada lahan 4.000 meter persegi sebelah selatan SMPN 1 Delanggu.
Kapolsek Delanggu, AKP Sutiman, mengatakan kesediaan para pedagang di bekas Pasar Darurat Delanggu masih perlu ditindaklanjuti dengan membicarakan teknis relokasi. Hal itu termasuk waktu relokasi.
"Bagi kami yang terpenting adalah suasanya kondusif. Jika semua pedagang sudah masuk ke Pasar Desa Delanggu tak boleh kembali berjualan di trotoar. Terkait teknisnya nanti biar dibicarakan panitia [relokasi]," katanya.
Baca juga: Mengenang Kisah Pilu 15 Tahun Lalu
Diberitakan, sebanyak 297 pedagang di bekas Pasar Darurat Delangu di sekitar Lapangan Merdeka Delanggu yang juga dekat dengan eks pabrik karung goni akhirnya bersedia pindah ke pasar desa setempat. Mereka terdiri atas 250 pedagang lama dan 47 pedagang baru. Rencananya setiap pedagang diberi lapak/tempat seluas 1,5 meter X 2 meter.
Dikelola BUMDesa
Sebelumnya, ratusan pedagang yang sudah menempati pasar darurat lebih dari satu dekade terakhir tersebut selalu menolak saat ditawari pindah oleh pemangku kebijakan di Klaten."Pasar Desa Delanggu akan dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Merdeka Delanggu. Semoga dengan penataan ini, keberadaan trotoar dan lapangan akan kembali seperti semula, yakni sesuai dengan peruntukannya," kata Sekretaris Desa (Sekdes) Delanggu, Heri Sutama.