Esposin, SOLO-Sejumlah laki-laki dengan mengenakan pakaian muslim berwarna putih dan berpeci keluar dari Masjid An-Nur, Rumah Tahanan (Rutan) Klas I Solo, Jumat (3/7/2015) siang.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Mereka yang sebelumnya menunaikan Salat Jumat, melanjutkan aktivitasnya. Ada yang duduk-duduk sambil mengobrol di halaman, ada yang kembali ke kamar masing-masing, ada pula yang memilih tetap berada di masjid.
Mereka yang masih di masjid, duduk bersila sambil memegang mushaf. Lantunan ayat-ayat Alquran menggema di dalam masjid bercat hijau muda itu. Lantunan itu terdengar bersahut-sahutan.
Ya, mereka adalah para narapidana (napi) Rutan Klas I Solo yang sedang mengikuti kegiatan tadarus Alquran. Kegiatan itu menjadi kebiasaan mereka sehari-hari saat Ramadan untuk mengisi waktu luang di siang hari.
Salah seorang warga binaan, Lilik (bukan nama sebenarnya), 40, mengaku menikmati suasana Ramadan meskipun berada dibalik jeruji. Bagi dia, ibadah bisa dilakukan dimana saja, asalkan ikhlas dan dilakukan dengan benar. Pria yang sedang menjalani hukuman karena kasus narkoba ini, mengatakan dalam hidup pasti ada ujian dan cobaan yang harus dilewati.
“Saya di sini justru banyak belajar, terutama belajar membaca Alquran. Saya berniat untuk memperbaiki diri,” kata dia saat berbicang dengan espos.id, Jumat.
Takmir masjid An-Nur, Fatah S, yang juga warga binaan Rutan Klas I Solo, mengatakan banyak kegiatan islami yang digelar di Rutan Solo saat Ramadan. Di antaranya tadarus bersama pada pagi hari, kajian rutin menjelang Salat Zuhur, Kajian Rutin menjelang buka puasa, dan salat Isya dan tarawih berjamaah dilanjutkan dengan tadarus bersama sampai pukul 21.00 WIB.
“Kami memang bertekad menjadikan lapas ini seperti pesantren. Orang yang masuk sini [rutan] kalau sudah keluar bisa berubah dan bisa berkontribusi ke masyarakat, bukan malah sebaliknya,” jelas dia kepada espos.id. Kepala Seksi Pelayanan Warga Binaan, Jumanto, mengatakan selain kegiatan rutin, Rutan Klas I Solo juga menggelar pesantren kilat untuk warga binaan selama 10 hari pertama Ramadan.
Rutan Klas I Solo juga membagi kamar yang puasa dan kamar yang tidak puasa. Dari 31 kamar yang ada di rutan, sebanyak 21 kamar diberi tulisan “Puasa”, sedangkan kamar lainnya diberi tanda “Tidak Puasa”. Jumanto mengatakan langkah itu dilakukan agar warga binaan yang berpuasa maupun yang tidak berpuasa bisa saling menghormati satu sama lain.