Esposin, SRAGEN — Perkebunan tebu milik lima petani di Dukuh Kopen, Desa Tanggan, Gesi, Sragen, terbakar, Minggu (2/8/2015) sore hingga malam.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Pada Senin (3/8/2015) pagi, lebih dari 50 pekerja dikerahkan untuk menebang tebu di lahan yang terbakar. Puluhan pekerja tersebut berasal dari Purwodadi (Grobogan), Mondokan, Sukodono, dan Gesi.
Sunar Agung Mulyo, warga Blangu, Gesi, Sragen, merupakan salah satu petani pemilik perkebunan itu. Putra Agung Mulyo, Agung, 33, saat dijumpai
“Yang jelas kerugian kami 50% lebih dari total penghasilan ketika tebu tidak terbakar. Tebu menjadi kering dan kandungan airnya menguap karena terkena panas api. Kebakaran yang baru padam pukul 19.30 WIB [Minggu]. Titik apinya ya di bagian atas Gunung Tugel. Petugas pemadam kesulitan memadamkan api,” ujar Agung.
Agung mengatakan lahan seluas dua hektare di dukuh yang sama juga terbakar sebelum Lebaran. Sebelumnya, areal tanaman tebu seluas satu hektare juga terbakar.
Seorang buruh penebang tebu asal Purwodadi, Jasman, 40, mengaku kesulitan menebang tebu yang habis terbakar. Dia mengatakan kondisi batang tebu menjadi keras dan banyak yang roboh.
“Biasanya saya mendapat 15 kuintal per hari atau setara dengan Rp97.500/hari. Dengan kondisi tebu yang terbakar berisiko pendapatan kami juga berkurang,” kata dia.