Esposin, BOYOLALI — Kebakaran Merbabu membuat satwa yang keluar dari ekosistem hutan di gunung tersebut terus bertambah.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Selain lutung abu, ratusan kera ekor panjang juga turun gunung setelah hutan di Gunung Merbabu terbakar hampir dua pekan. Kera ekor panjang dan lutung abu berusaha mencari makan ke ladang petani karena kawasan hutan yang menjadi tempat tinggalnya selama ini hangus terbakar.
“Kera yang mulai turun dan masuk ladang petani jumlahnya sangat banyak lebih dari seratusan. Jenisnya, kera ekor panjang,” kata Relawan Merbabu Pecinta Alam (Rempala), Dwi Nur Rohmat, Sabtu (10/10/2015).
Kondisi semacam ini sebelumnya nyaris tidak pernah terjadi di wilayah Ampel. Berdasarkan catatan
Namun, setelah kebakaran hebat melanda Gunung Merbabu, kera-kera tersebut juga mulai menyasar ladang palawaja dan umbi-umbian terutama singkong milik petani di sejumlah desa di Kecamatan Ampel, seperti, Desa Ngagrong, Sampetan, dan Ngargoloka.
“Mereka bergerombol cari makan di ladang petani. Biasanya mereka datang pada pagi hari.” imbuh Dwi.
Pada bagian lain, kebakaran hutan di Gunung Merbabu akhirnya padam, Jumat (9/10/2015), setelah tim sukarelawan melakukan water bombing.
Water bombing adalah upaya terakhir karena kebakaran yang diperkirakan merusak 50-an hektare hutan di Gunung Merbabu itu sulit dipadamkan secara manual.
Kebakaran harus segera diatasi agar tidak memunculkan potensi bencana yang lebih besar lagi. Abu sisa-sisa pembakaran dipastikan turun atau gugur terbawa arus air ke bawah dan masuk ke Bendungan Sipendok dan menghambat aliran Sungai Sipendok .
“Dikhawatirkan bendungan yang terbentuk secara alami itu ambrol dan menimbulkan bencana longsor,” kata Danramil Ampel, Kapten (Arm) Joko Priyanto, Kamis (8/10/2015).