Esposin, BOYOLALI — Kobaran api yang membakar hutan di Gunung Merbabu berangsur padam. Guna meminimalkan potensi kebakaran susulan selama musim kemarau, Balai Taman Nasional Gunung (BTNG) Merbabu menegaskan jalur pendakian di gunung itu tetap ditutup hingga musim berganti.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Koordinator Perlindungan dan Pengamanan BTNG Merbabu, Kurnia Adi Wirawan yang akrab disapa Wawan, menjelaskan penutupan jalur pendakian Merbabu itu untuk mengantisipasi risiko timbulnya api dari sisa aktivitas pendakian, seperti sisa api unggun, memasak, dan buangan puntung rokok yang masih menyala.
“Memang benar sejauh ini lokasi titik api di luar jalur pendakian. Tapi untuk meminimalkan risiko, jalur pendakian tetap kami tutup setidaknya sampai hujan turun,” terang dia saat diwawancarai Esposin di Kantor BTNG Merbabu, Senin (7/9/2015).
Meski jalur pendakian telah ditutup sejak Jumat (21/8/2015), sejumlah pendaki masih nekat mendaki Gunung Merbabu. Menurut informasi yang diperoleh BTNG Merbabu, mereka naik melalui jalur pendakian Cuntel dan Tekelan di Salatiga, Wekas di Magelang, serta sejumlah jalur pendakian tak resmi yang tersebar di sekitar lereng Gunung Merbabu.
“Rata-rata dari informasi yang saya dapat, mereka pendaki dari luar kota yang tidak tahu jalur pendakian ditutup, padahal sudah telanjur datang dari jauh. Sedikit banyak saya mengerti dilema yang dihadapi pengelola. Di satu sisi pemasukan parkir, penjualan suvenir, dan lain sebagainya mengandalkan kunjungan pendaki, tapi di sisi lain ada peraturan yang harus dijalankan. Kami hanya dapat mengingatkan,” tutur dia.
Salah seorang warga yang juga penjaga basecamp Merapi, Gimar, mengaku melihat ada banyak sorot senter saat kebakaran Sabtu malam lalu. “Dari arah basecamp Merapi terlihat sekali banyak sorot senter menuju ke atas, berarti kan ada pendaki yang naik,” terang dia saat dijumpai Espos di basecamp Merapi, Senin.
Menyikapi hal tersebut, BTNG Merbabu memperbanyak pemasangan spanduk larangan pendakian. Tak hanya di kawasan seputar basecamp Gunung Merbabu, namun juga di sejumlah lokasi yang dipandang strategis seperti di tepi jalan raya dan lokasi strategis lainnya.
BTNG Merbabu mencatat hingga Minggu (6/9/2015) petang masih ada sisa api di kawasan jurang yang sulit dijangkau. Namun, dari hasil pantauan petugas sepanjang Minggu-Senin pagi, tanda-tanda gejolak api dinyatakan nihil.
Sebelum memasuki musim penghujan, kebakaran Gunung Merbabu masih berpotensi terjadi lagi. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan musim kemarau 2015 diperkirakan berlangsung hingga November-Desember 2015.