Esposin, WONOGIRI -- Penanaman kacang sacha inchi mulai digalakkan di Kabupaten Wonogiri. Kacang tersebut mulanya hidup di hutan tropis amazon namun diklaim dapat tumbuh dan berkembang di Kabupaten Wonogiri.
Winarno, salah seorang warga Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri disebut-sebut sebagai pionir penanam kacang sacha inchi di Kabupaten Sukses. Ia mulai menanam kacang yang berasal dari daratan Amerika Latin itu sejak awal 2021. Lahannya berlokasi di Desa Kedungrejo, Kecamatan Nguntoronadi.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
"Awalnya ada teman yang menawari kacang sacha inchi, saya disuruh menanam. Dikasih biji sebanyak satu kilogram, saya bagi-bagi dengan warga sekitar untuk ditanam," kisahnya kepada Esposin, Selasa (13/9/2022).
Pada proses penanaman, tak semua warga melanjutkan hingga masa panen. Selain karena belum mengetahui manfaat kacang sacha inchi, sebagian warga tak mau melanjutkan penanaman lantaran belum mengetahui pasarnya.
Kendati demikian, Winarno tak menyerah. Ia tetap merawat dan menunggu masa panen kacang sacha inchi tiba. Jangka waktu yang ia butuhkan sekitar enam bulan.
Baca Juga: Kisah Nyoto, Nelayan Pertama di WGM Wonogiri yang Belajar secara Autodidak
"Sesudah panen, saya cicipi, enggak enak. Saya juga ragu mau melanjutkan. Tapi setelah saya cari-cari info di internet ternyata kandungannya luar biasa. Kacang sacha inchi mengandung omega 3, omega 6, dan omega 9. Bisa digunakan untuk penanggulangan stunting," ujarnya.
Kini, Winarno tak hanya sebagai petani tapi juga penyuplai bibit sacha inchi. Salah satu yang tertarik dengan kacang sacha inchi, yakni Joni Arisanto dari Koperasi Santri Indonesia atau Kosasi. Selain Wonogiri, Joni juga telah mengembangkan kemitraan penanaman kacang sacha inchi di daerah lain, di antaranya Sragen, Karanganyar, Trenggalek, dan lain-lain.
"Saya setor bibit kacang sacha inchi ke Pak Joni. Bibit itu lalu didistribusikan ke petani di daerah lain, agar ikut dikembangkan. Jadi sistemnya kemitraan. Pak Joni memberi bibit untuk ditanam warga, sementara saat panen, warga menyetor hasilnya ke Pak Joni," terangnya.
Kepada Esposin, Joni mengaku proyek kemitraan kacang sacha inchi sudah dimulai sekitar sembilan bulan lalu. Ia yakin dapat menarik banyak orang ikut menanam kacang sacha inchi karena pendaftaran mitra yang sederhana, perawatan mudah, tanpa modal, dan produk yang kaya manfaat.
Baca Juga: Petani Tembakau Wonogiri Ini Tetap Santuy meski Cukai bakal Naik, Ini Alasannya
"Bagi yang mau mendaftar sebagai mitra kami cukup menunjukkan KTP [kartu tanda penduduk] dan memiliki lahan. Kami harapkan lahannya seluas 1.000-2.000 m2. Setelah ditanami dan panen, hasilnya dijual kepada kami. Kalau dilihat ternyata petani ini punya potensi untuk melanjutkan penanaman kacang. Kami programkan mereka agar bisa berangkat umrah. Itu sesuai dengan tagline kami, yaitu Gerakan Menanam Gratis Umrah," papar Joni.
Joni memastikan, para petani mitranya tak mengeluarkan uang sepeser pun. Di samping itu, ia yakin telah menjawab permasalahan petani, yaitu siap membeli hasil panenan.
"Kami patok harga dasar Rp5.000/kg. Itu sudah paling bawah dan seharusnya tidak turun lagi. Tapi justru naik. Konsep mitra kami itu kan petani punya lahan, punya tenaga. Sementara perusahaan enggak punya lahan dan tenaga. Jadi kami menyiapkan bibit dan pupuk. Yang pasti kami berikan kepastian harga kepada petani," imbuh dia.
Selama menjajaki bisnis tanam kacang sacha inchi di Wonogiri hampir setahun, Kosasi mengaku telah memiliki mitra petani sebanyak 35-40 orang. Mereka tersebar di sejumlah daerah.