Esposin, SUKOHARJO -- Memasuki musim kemarau, kawanan kera di wilayah perbukitan Batu Seribu, Sukoharjo mulai turun gunung. Kawanan kera ini menyerang perkebunan hingga masuk ke rumah-rumah warga untuk mencari makanan.
Hal itu terjadi lantaran stok makanan di perbukitan menipis seiring kondisi musim kemarau. Kepala Desa Tiyaran, Kecamatan Bulu, Sunardi mengatakan serangan kera biasanya terjadi pada pagi hari.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
"Kera-kera ini turun gunung mencari makanan. Kalau sudah merusak perkebunan, sampai masuk rumah," kata dia kepada Esposin, Selasa (28/7/2020).
Dia mengatakan serangan kawanan kera sudah terbiasa terjadi di Bulu, Sukoharjo, selama musim kemarau. Penyebabnya dikarenakan stok makanan di kawasan perbukitan mulai menipis. Akibatnya, kawanan kera mencari sumber-sumber pangan di lahan perkebunan hingga rumah warga. Berbagai jenis tanaman palawija seperti singkong, ketela, jagung, kacang menjadi incaran kera.
Laku Badar Giyanti, 2 Pria Jalan Kaki Puluhan Km Menuju Titik Nol Kilometer Klaten
Selain itu tanaman buah seperti pepaya, mangga, jambu juga banyak rusak diserang kawanan kera. Kawanan kera liar semakin menjadi membuat resah warga karena menyerang rumah untuk mengambil makanan. "Jadi kera ini ada yang nekat masuk rumah," imbuh Sunardi.
Dihalau Pakai Bunyi-bunyian
Berbagai upaya dilakukan warga dengan membuat bunyi-bunyian agar kera takut mendekat ke perkebunan maupun permukiman. Namun, upaya ini belum membuahkan hasil mengingat saat warga lengah kawanan kera kembali datang dan merusak perkebunan.Saat ini, diakuinya, populasi kera di kawasan perbukitan bertambah pesat. Jumlah kera liar yang terus bertambah banyak tidak sebanding dengan stok makanan tersedia di wilayah perbukitan itu. Akibatnya kawanan kera liar turun gunung mencari makanan di perkebunan warga.
Ngeri! 4 Kecamatan di Wonogiri Ini Jadi Sasaran Teror Hewan Misterius
Salah satu warga Gentan, Kecamatan Bulu, Sukoharjo, Sukidi mengatakan jumlah kawanan kera yang turun ke desa mencapai puluhan. Kera liar ini tidak hanya mengobrak-abrik tanaman milik warga, namun hingga masuk permukiman. Kawanan kera tersebut menyerang tanaman milik warga seperti tanaman kacang, ketela pohon dan lainnya.
Pihaknya tidak bisa berbuat banyak terhadap kawanan kera tersebut. Selain jumlahnya banyak, kera-kera tersebut juga sudah tidak takut lagi jika hanya sekedar di usir dengan tangan kosong.
"Karena itu saat ini banyak warga yang mengusir dengan bunyi-bunyian," terang Sukidi.
Maka tak heran jika saat ini banyak warga yang mengusir dengan kayu atau bunyi-bunyian yang keras. Menurutnya, menggunakan kayu menjadi opsi warga mengusir kera. Sebab kawanan kera akan bubar saat mendengar suara keras.
Bejat! Seorang Ayah di Banyumas Tega Memperkosa 2 Anak Kandungnya