Esposin, KLATEN -- Meski tak ada kasus ternak terkonfirmasi positif terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK), angka kasus suspek PMK di Klaten masih tinggi. Pemkab masih akan melakukan kajian apakah penutupan pasar hewan diperpanjang atau tidak.
Berdasarkan data yang dihimpun Esposin, kasus positif PMK di Klaten sudah dinyatakan nol. Berdasarkan data perkembangan PMK di Klaten per Jumat (3/6/2022), ada 208 kasus ternak suspek PMK di Klaten.
“Kasus PMK di Klaten yang terkonfirmasi memang sudah nol. Sudah sembuh yang enam ternak kemarin terkonfirmasi. Tetapi kasus suspek bertambah. Kondisi ternak yang suspek baik dan kini dalam perawatan oleh dokter hewan dari dinas,” kata Bupati Klaten, Sri Mulyani, saat ditemui di Kecamatan Klaten Tengah, Jumat (3/6/2022).
Mulyani mengatakan sosialisasi terus dilakukan kepada para peternak serta blantik sapi. Mereka diajak bekerja sama untuk mendukung upaya pencegahan persebaran PMK agar tak meluas.
Sementara ini, aktivitas jual-beli ternak dari luar Klaten ditutup. Seluruh pasar hewan di Klaten juga sudah ditutup sejak 25 Mei 2022 dan direncanakan berlangsung hingga 7 Juni 2022.
Baca Juga: 6 Sapi di Klaten Terinfeksi PMK, DKPP Klaten: Jangan Panik
“Pertimbangan ini dilakukan karena setelah dilakukan pelacakan, ternyata kasus suspek ini naik dari ternak yang dibeli dari pasar. Ketika dibawa ke rumah, kondisi ternak sakit,” jelas dia.
Terkait penutupan sementara pasar hewan, Mulyani mengatakan segera dilakukan evakuasi dari hasil kajian yang dilakukan. Kajian itu dilakukan untuk mengecek apakah perlu dilakukan perpanjangan penutupan pasar hewan atau tidak. Mulyani berharap para blantik untuk sementara bersabar agar kasus PMK di Klaten bisa segera dikendalikan.
Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Klaten, Jajang Prihono, mengatakan pengendalian kasus PMK salah satunya dilakukan dengan mengendalikan pergerakan ternak.
Baca Juga: 5 Sapi Positif PMK di Klaten Sembuh
“Kepada 15 blantik di Klaten benar-benar kami berikan edukasi, monitoring, dan pendampingan,” kata Jajang.
Dia menjelaskan persebaran kasus PMK sangat cepat. Lantaran hal itu, Pemkab hingga kini tetap fokus menangani kaus PMK dengan melakukan pengawasan yang ketat kepada 15 blantik yang dianggap berskala besar.
“Kasus terakhir informasinya karena ada pergerakan blantik. Kami juga terus meminta laporan perkembangan penutupan pasar hewan seperti apa. Ada opsi dibuka atau ada perpanjangan penutupan,” jelas Jajang.