Karanganyar (Esposin) - Sejumlah kabupaten di Provinsi Jateng dijadikan proyek percontohan pengembangan obat jamu. Beberapa kabupaten itu antara lain Karanganyar dan Sragen.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
“Namun hal itu perlu penyesuaian. Misal kita tidak bisa memaksakan orang Papua untuk minum jamu karena mereka tidak suka jamu. Tapi kita kemas jamu itu dalam bentuk kapsul agar lebih higienis,” ujar Ratna saat ditemui wartawan di Puskesmas Karangpandan, Rabu (2/11/2011) siang.
Saat ini, pihaknya tengah mempersiapkan obat hipertensi, asam urat dan kolesterol, yang terbuat dari bahan herbal. Bila obat tersebut sudah siap diluncurkan, nanti terserah masyarakat akan menggunakan obat konvensional (obat kimia) atau obat herbal seperti jamu ini. “Dari kementerian hanya memfasilitasi. Apalagi jamu itu tidak ada efek sampingnya,” ujarnya.
Dari presentasi pengobatan tradisional para anggota konferensi pengobatan tradisional se-Asia, imbuh Ratna, Indonesia memang selangkah lebih maju dari negara-negara tersebut. Saat ini pihaknya juga bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) untuk untuk mengambil sampel dari berbagai jamu yang ada, sebab jamu tidak bisa dicampur dengan obat konvensional atau obat kimia. “Kalau Badan POM sampai menemukannya, pasti akan ditindak,” jelas Ratna.
Salah satu peserta konferensi dari Malaysia, Zakiah Ismail mengatakan, ada kemiripan untuk pengolahan obat tradisional antara Malaysia dengan Indonesia. Kemiripan tersebut, kata dokter bidang patologi ini, kemungkinan karena kedua negara sama-sama berasal dari Melayu dan iklimnya juga sama. “Tapi dalam pengolahan obat ttradisional, Indonesia lebih maju,” katanya.
Selain dari Malaysia, sejumlah peserta dari negara lain seperti Thailand, Vietnam, Brunei Darussalam dan Singapura, juga datang ke Karanganyar untuk melihat secara langsung pembuatan jamu tradisional, mulai dari memetik bahan dasar hingga pengolahan.
Sementara itu, Bupati Karanganyar, Rina Iriani SR mengatakan, guna mengembangkan jamu tradisional, antara lain telah dibentuk kelompok biofarmaka di Kecamatan Jumantono. Kelompok tersebut bertugas mengelola berbagai tanaman obat jenis empon-empon sebagai bahan dasar jamu. “Ini sebagai salah satu bentuk dukungan program pemerintah pusat untuk menginternasionalkan jamu,” ungkapnya.
fas