Esposin, KARANGANYAR – Sepuluh tahun lalu, tepatnya pada 22 Oktober 2011, sebanyak 46 orang imigran asal Afghanistan dan Iran terdampar di rumah salah seorang warga di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar.
Esposin edisi Sabtu (22/10/2011) mengabarkan hanya sebagian kecil dari 46 imigran itu yang mengantongi paspor.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Rombongan asal mancanegara itu mayoritas laki-laki, sementara sebagian lainnya perempuan dan anak-anak. Menurut Camat Ngargoyoso kala itu, Sugiyarto, orang Afghanistan dan Iran itu sebelumnya berteman dengan seseorang bernama Sutris, warga Karangpandan.
Baca Juga: Keluar Kamar Hotel 8 Detik, Imigran Didenda Rp49 juta
Sebelum menginap di rumah Ny Margono di Desa Berjo, rombongan itu bertemu dengan Sutris di Tawangmangu.
“Karena rumah Sutris di Karangpandan tidak muat untuk menginap banyak orang, akhirnya Sutris meminta tolong kepada Ny. Margono agar teman-temannya itu diinapkan di rumah Ny Margono, yang rumahnya lebih besar,” ungkap Sugiyarto saat dihubungi wartawan Esposin kala itu.
Sutris juga meminta kepada Ny. Margono untuk memberikan makan kepada rombongan, yang disebut Sutris sebagai temannya itu, selama menginap di sana. Kebetulan Ny. Margono kesehariannya membuka warung makan di sebelah timur Kantor Kecamatan Karangpandan.
Baca Juga: Kisah Giannis Antetokounmpo, Imigran Lalu Jadi Pemain Terbaik NBA 2019
Untuk sementara, katanya, rombongan itu akan menginap selama semalam di rumah Ny. Margono. Selama di sana, mereka dijaga ketat oleh polisi dari Polsek Ngargoyoso, petugas dari Polres Karanganyar dan warga sekitar.
Pada Minggu sekitar pukul 14.00 WIB, menurut rencana mereka akan diserahkan kepada pihak Imigrasi Solo. Mayoritas imigran dari Afghanistan membawa paspor. Sedangkan imigran asal Iran tidak bisa menunjukkan paspor saat ditanyai petugas kepolisian.