Esposin, KARANGANYAR — Kali Samin yang hulunya berada di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, menjadi bagian penting bagi sejarah perlistrikan Kota Solo pada zaman Praja Mangkunegaran.
Pada 1932, Praja Mangkunegaran membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Kali Samin, untuk menambah pasokan listrik. PLTA ini dibangun atas inisiasi KGPAA Mangkunegara VII untuk menambah pasokan perusahaan listrik swasta yang dikelola Praja Mangkunegaran dan Keraton Kasunanan Solo.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Namun, PLTA yang diresmikan pada 7 November 1932 itu hanya beroperasi selama tiga tahun. Hal ini disebabkan kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang memonopoli industri perlistrikan.
Baca juga: Lempar Kail di Kali Samin Karanganyar, 2 Remaja Temukan Jasad Manusia
Kini, tidak ada lagi PLTA di sungai berarus deras itu. Sebagai informasi, Hulu Kali Samin ini berlokasi di Dusun Tarukan, Kelurahan Plumbon, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar. Salah satu sumber airnya adalah Grojogan Sewu.
Kali Samin ini membelah wilayah Kecamatan Matesih. Hampir semua desa di Matesih dilalui aliran Kali Samin. Satu-satunya desa yang tidak dilalui aliran sungai ini adalah Desa Pablengan.
Baca juga: PLTA Kali Samin, Cikal Bakal Listrik Solo & Wisata Tawangmangu
Sampai saat ini, air yang mengalir di Kali Samin masih cukup jernih. Tanah yang dilalui sungai ini merupakan jenis tanah hitam yang cenderung berpasir.
Debit airnya cukup tinggi dan arusnya deras. Sehingga saat musim hujan tiba, apabila terjadi hujan deras di hulu, maka arus sungai ini sangat deras dan berbahaya.
Dalam catatan Esposin sudah banyak korban dari derasnya arus Kali Samin. Kebanyakan dari mereka yang hanyut terseret arus sungai ini meregang nyawa.