Esposin, SRAGEN -- Kakak beradik yang terjaring razia pengemis gelandangan dan orang terlantar (PGOT) di emperan toko wilayah Pilangsari, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah ternyata yatim piatu dan tidak memiliki rumah.
Diberitakan sebelumnya, Satpol PP Sragen merazia tiga orang PGOT di depan salah satu toko di Ngrampal, Sragen pada Rabu (23/2/2022). Tiga PGOT itu terdiri dari satu laki-laki dan dua perempuan. Mereka, A, 23, laki-laki, bersama adiknya FN, 18, dan F, 19. F merupakan teman perempuan A. Mereka berasal dari Malang, Jawa Timur.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Di antara tiga orang itu kakak beradik lelaki dan perempuan berstatus yatim piatu. Mereka berniat merantau ke Jakarta tetapi bekalnya habis saat sampai Sragen.
Baca Juga : Razia di Ngrampal Sragen, Satpol PP Tangkap 3 PGOT di Emperan Toko
Kisah itu terungkap saat Sekretaris Dinas Sosial (Dinsos) Sragen, Finuril Hidayati, memberi pembinaan kepada tiga orang PGOT di Rumah Singgah (Rusi) Dinas Sosial di Sragen Tengah, Sragen, Kamis (24/2/2022).
“A dan FN yatim piatu. Awalnya mereka tinggal di pesantren Jakarta. Itu waktu orang tua merantau di Jakarta. [Lalu] orang tua pulang ke Malang, Jawa Timur. Mereka keluar dari pondok dan menyusul pulang ke Malang. Ibu mereka meninggal 2013. Bapaknya meninggal pada 2018. Rumah dijual keluarga. Mereka terlunta-lunta,” ujar Finuril kepada Esposin, Kamis siang.
Finuril menerangkan kakak beradik itu berniat merantau ke Jakarta dengan bekal seadanya. Saat merantau itu ada teman A yang ikut, yakni F. Dia menerangkan bekal tiga orang itu habis setiba di Sragen dua bulan lalu.
Baca Juga : Penuh Haru, Tili Si Penangkap Buaya Berkalung Ban Tiba di Sragen
Untuk bertahan hidup, terang dia, mereka menjadi pemulung dan tinggal di rumah kosong di Ngrampal. “Pada Rabu [23/2/2022], mereka diketahui Satpol PP Sragen kemudian dibawa ke Rusi Dinsos Sragen. Kalau temannya A itu memang ada masalah dengan keluarga kemudian kabur dari rumah,” jelasnya.
Difasilitasi Ketrampilan
Setelah melakukan pembinaan, Finuril berencana mengembalikan FN ke pondok pesantren di Jakarta agar bisa melanjutkan sekolah karena masih usia sekolah. Dia mengatakan tim Rusi Dinsos yang akan mengkomunikasikan dengan pesantren di Jakarta. Tim Rusi juga akan mengantar ke Jakarta.“Untuk A akan kami antar ke Panti Rehabilitasi Sosial di Semarang untuk dilatih ketrampilan dan diupayakan bisa disalurkan mendapatkan pekerjaan. Sedangkan F akan diantar ke Panti Rehabilitasi Sosial Wanita di Solo untuk dilatih keterampilan. Intinya, mereka diarahkan agar dapat berfungsi sosial wajar di masyarakat,” tutur dia.
Baca Juga : Manusia Silver dan PGOT Jl Solo-Jogja Klaten Diciduk Satpol PP
Sebelum diantar ke daerah tujuan, Finuril mengatakan mereka akan menjalani swab antigen yang difasilitasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen. Dia menerangkan F memberikan alamat orang tuanya di Malang.
Dia mengatakan Dinsos akan menghubungi Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kota Malang untuk melacak keberadaan alamat yang dimaksud. “Sambil menelusuri keberadaan orang tuanya, F difasilitasi pelatihan keterampilan di Solo,” katanya.