Esposin, SOLO -- Sejumlah pedagang buku di kios belakang Sriwedari (Busri) dan kompleks Alun-alun Utara (Alut) Keraton Solo harus berurusan dengan polisi karena diduga menjual buku ajar.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Informasi dari kepolisian menyebut ada empat pedagang yang sempat dibawa ke Mapolsek Banjarsari untuk dimintai keterangan. Sementara itu, informasi dari kalangan pedagang ada sekitar delapan orang yang ditanyai polisi.
Mereka semua dibawa dan diperiksa polisi pada Selasa dan Rabu (25-26/7/2017) karena menjual buku ajar berstempel SMAN 5 Solo. Informasi dihimpun Esposin, kejadian tersebut bermula dari laporan kepala SMAN 5 Solo yang merasa kehilangan belasan buku berstempel atau logo SMAN 5 Solo.
Setelah ditelusuri buku itu dijual bebas pedagang di kios Busri dan kawasan Alut Keraton. SMAN 5 Solo merasa dirugikan dalam kasus ini.
Polisi menindaklajuti laporan tersebut dengan mendatangi empat penjual buku. Keempat penjual dibawa petugas beserta barang bukti belasan buku berlogo dan stempel SMAN 5 Solo.
Kapolsek Banjarsari Kompol I Komang Sarjana membenarkan adanya kasus tersebut. Keempat orang yang diketahui penjual buku di kawasan Busri dan Alut Keraton Solo dibawa ke Mapolsek untuk dimintai keterangan.
“Menurut keterangan keempat penjual buku itu, mereka mendapatkan buku berlogo SMAN 5 Solo dari orang tak dikenal. Kami sudah memintai keterangan pelapor dan terlapor selama dua hari,” kata dia.
Polsek Bajarsari, lanjut dia, setelah memintai keterangan pelapor dan terlapor langsung mempertemukan mereka semua. Kepala sekolah SMAN 5 Solo sepakat memberikan pembinaan kepada empat penjual buku itu.
“Kami tidak bisa memproses kasus ini karena sekolah yang merasa dirugikan telah sepakat memberikan pembinaan kepada empat orang itu,” kata Komang.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Esposin, Kamis (27/7/2017), para pedagang yang sempat ditangkap polisi sudah kembali berjualan seperti biasa. “Ya, kemarin [Rabu] saya juga ikut diperiksa kepolisian. Hanya dimintai keterangan dan mengembalikan buku ajar berstempel SMAN 5 itu,” kata salah satu pedagang buku di kawasan Alut Keraton Solo yang enggan menyebutkan namanya saat berbincang dengan Esposin, Kamis.
Pedagang tersebut mengungkapkan buku-buku itu awalnya dibuang penjaga sekolah ke pembuangan barang rongsokan di wilayah Bibis. Entah bagaimana ceritanya akhirnya buku-buku itu sampai ke tangan pedagang di Alut dan Sriwedari. "Saya sendiri dapat dari salah satu rekan sesama pedagang buku di sini,” kata dia.
Dia sempat mendapatkan 200 eksemplar buku ajar itu. “Saya dapatnya sudah lama. Buku itu saya terima dalam kondisi terikat. Jadi awalnya tidak tahu kalau ada stempel SMAN 5. Setelah itu, saya berniat menjual saya bawa ke kios, saya buka satu kok ada stempelnya, akhirnya saya enggak berani jual, saya simpan saja di rumah sampai akhirnya ada kejadian kemarin,” kata pedagang tersebut.
Setelah diperiksa kepolisian dia langsung mengembalikan 200 buku tersebut. Pedagang di Busri, Pak Tris, mengaku juga sempat diperiksa kepolisian karena sempat menjual buku ajar berstempel SMAN 5.
“Kami dapatnya dari Bu Mami pemilik Toko Sembilan. Di sini kemarin ada enam pedagang yang dimintai keterangan kepolisian,” kata Pak Tris.
Pak Tris enggan bercerita lebih lanjut tentang penjualan buku-buku itu. “Sudah saya kembalikan kemarin saat di kepolisian,” tutur Pak Tris.