SOLO—Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo, tampak berhati-hati saat memberikan pendapat seputar dugaan jual beli gelar di Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Diberitakan sebelumnya, 17 warga Malaysia diduga membayar 30.000 ringgit atau setara Rp90 juta per orang ke keraton untuk memperoleh gelar tersebut.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
“Saya enggak tahu. Tanyakan saja pada yang memberi informasi,” ujar Rudy kepada Esposin seusai pendeklarasian Barisan 514P Nusantara di Lapangan Kota Barat, Minggu (18/11/2012).
Walikota mengaku baru akan berkomentar setelah dugaan jual beli gelar itu benar-benar terbukti. Rudy menegaskan tak mau memperkeruh suasana lantaran masalah tersebut berkaitan dengan harga diri keraton.
“Harus diklarifikasi dulu ke yang terkait. Jangan asal katanya. Ini dampaknya besar kepada martabat keraton,” tutur Rudy.
Rudy juga enggan berandai-andai ihwal pembuktian dugaan tersebut. Mengenai kabar dugaan jual beli gelar yang justru tercium pers Malaysia, Rudy enggan berkomentar. Rudy pun bungkam ketika ditanya apakah dugaan itu bisa menjatuhkan citra keraton maupun Kota Solo. “Saya tegaskan, harus dibuktikan dulu baru ada tanggapan,” tukasnya.
Walikota mengimbau masyarakat serta pihak keraton menjaga kondusivitas keraton, terlebih pada masa rekonsiliasi seperti sekarang. “Semua harus menahan diri untuk berhenti menghembuskan kabar yang tidak sedap.”