Esposin, BOYOLALI--Ratusan siswa SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Boyolali berkumpul di halaman sekolah pada Jumat (25/11/2022) pagi. Mereka berkumpul untuk menggalang dana untuk korban gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat.
Satu per satu anak-anak antre untuk memasukkan amplop bercap sekolah yang telah mereka isi uang yang akan mereka donasikan. Sumber uang mereka ada yang berasal dari tabungan pribadi dan ada pula yang dari menyisihkan uang saku.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Tak main-main, donasi uang yang terkumpul dalam penggalangan dana tersebut mencapai Rp20.509.900.
“Kegiatan ini dilakukan oleh siswa sebanyak 635 anak dan guru karyawan sebanyak 45 orang. Dihadiri oleh petugas dari kantor layanan LazisMu Boyolali,” ujar Kepala SD Muhammadiyah PK Boyolali, Much Fuat Setiawan, kepada Esposin, Selasa (29/11/2022).
Ia mengungkapkan dana yang terkumpul begitu banyak karena semangat berbagi yang sangat besar dari warga sekolah ketika melihat korban gempa yang sangat membutuhkan uluran tangan.
Fuat juga mengatakan kegiatan penggalangan dana tersebut juga untuk mengetuk pintu hati, sikap tolong menolong, dan membantu bagi yang membutuhkan sebagai penanaman karakter anak.
“Kegiatan ini rutin kami laksanakan ketika ada bencana, baik yang terjadi sejak meletusnya Gunung Merapi 2010, gempa di NTT dan Maluku, dan lain sebagainya,” kata dia.
Ia berharap dengan adanya penggalangan dana bagi korban bencana dapat membuat anak-anak terbiasa untuk berbagi dengan orang lain yang membutuhkan.
“Semoga kegiatan ini dapat menambah semangat beramal. Seberapa pun yang diberikan dapat meringankan beban penderitaan saudara-saudara kita di Cianjur,” jelasnya.
Sementara itu, salah satu siswa kelas VI A, Ganis Faiz Fahrudin, mengungkapkan ia menyumbangkan sebagian uangnya hasil ia menabung beberapa bulan.
Ia mengaku memang suka menabung sedari kecil akan tetapi ia tidak tahu akan digunakan untuk apa uang tersebut. Akhirnya, ia berpikir untuk disumbangkan saja uang tabungannya.
“Ingin menyumbang karena ingin membantu. Belajar menyumbangkan uang diajarkan oleh ibu dan ayah. Jadi kalau ada orang yang kesusahan harus dibantu,” jelasnya.
Ia sendiri mengaku mendapatkan informasi gempa bumi di Cianjur dari sang ibu, berita di internet, dan televisi.
“Saya berdoa semoga yang meninggal bisa husnul khotimah, kemudian yang sakit bisa sembuh, dan yang ditinggalkan semoga diberikan kesabaran,” kata dia.