Tak lama kemudian dari arah selatan muncul angkuta jalur 07 jurusan Gading-Pasar Legi-Mojosongo. "Wah, untung ndang oleh angkuta," gumam Cempluk lega karena hujan akan turun.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Ketika angkuta berhenti di traffic light karena lampu merah, tanpa ba-bi-bu Cempluk langsung nyelonong masuk dan duduk di bangku dekat pintu. Angkuta kemudian nggeblas ke arah Mojosongo.
Saat Cempluk duduk manis, penumpang yang lain tampak ngguyu cekikikan, bahkan ada sebagian yang klesak-klesik ngrasani. Kebetulan semua penumpang itu laki-laki. "Ah wis ben, mbok menawa bapak-bapak kuwi kepincut nyawang wong ayu kaya aku," batin Cempluk GR.
Sampai perempatan Cengklik, Cempluk berniat turun. "Mas kiri, Mas. Kula mandhap mriki," katanya sambil ngelungke uang. Spontan meledaklah tawa para penumpang. Cempluk bingung, belum mudheng apa yang terjadi.
"Mbak, niki angkuta carteran. Niki wau disewa kangge tilik wong lara ten rumah sakit," jelas salah seorang penumpang. Dherrr...! Cempluk kaget saknalika.
"Oh, niki angkuta carteran ta? Kula nyuwun pangapunten nek ngarten," ujar Cempluk dengan wajah abang ireng ngampet isin.
Krisnanda Theo Primaditya, RT 004/RW 019 No. 15 B Mojosongo, Solo.