Saat acara berlangsung, Cempluk menyiapkan minuman teh dan snack. Ia menyuruh Jon Koplo, anaknya yang masih SD, keluar untuk menghitung sandal tamunya. "Satu, dua, tiga, empat... Sebelas, dua belas, tiga belas, empat belas, lima belas. Buk, sandhale limalas, karo Bapak dadine jumlahe nembelas," teriak Koplo. Kontan para tamu yang mendengar pada tersenyum. "Ssst... Ngitung-nya pelan-pelan saja, ngisin-isini tamunya pada dengar," sahut Cempluk.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Setelah mengeluarkan teh dan snack 16 porsi, Cempluk gantian menyiapkan sate ayam 16 piring dan sisanya dimakan bareng anak-anaknya. Setelah pembekalan selesai, Tom Gembus menyuruh istrinya untuk mengeluarkan sate ayam. 16 Porsi sate ayam sudah dikeluarkan, tapi Tom Gembus bilang masih kurang dua.
Cempluk malah bengong. "Mau teh karo snack-e 16, iki satene ya tak gawekke 16 tok. Wis entek Pak," jawab Cempluk.
"Iki mau ana tamu sing telat loro, acarane wis arep rampung lagi rawuh. Yo wis suguhane teh karo snack wae. Wong kon sedhiya 20 kok, peh tamune sing rawuh gur 16 terus dientekke ki piye!" ujar Gembus.
Cempluk cuma terdiam sambil mbatin, "Wis dietung padha sandhale tibake isih kurang."
Sri Ningsih, Mantung RT 002/RW 013 Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo