“Iki Le, kepala Mbah Kung kok pusing. Ibumu biasanya naruh obat di mana ta?” kata Jon Koplo.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Tom Gembus yang saat itu sedang sibuk lantas menjawab, “Di laci obat Mbah, di meja tengah.”
Jon Koplo langsung menuju laci yang dimaksud dan setelah menemukan bungkus sachet warna kuning, tanpa pikir panjang dibuka bungkus itu dan langsung dimasukkannya isi sachet yang berupa serbuk itu ke mulutnya.
Seperti biasanya Jon Koplo tidak bisa minum obat tanpa minum air. Maka saat itu Koplo minum segelas air untuk membantu menelan serbuk yang dikira puyer itu. Tapi apa yang terjadi Saudara-Saudara? Dirasa ada yang aneh di mulutnya Koplo pun membuka mulutnya dan keluarlah busa-busa.
Ngonangi hal itu, Lady Cempluk, Ibu Tom Gembus, menjerit histeris. Sontak Gembus kaget menghampiri ibunya dan menemukan mbah kung-nya belepotan busa. “Lho, Mbah, tadi minum apa?” tanya Koplo.
“Iki lho Le, obat puyer-e kok kaya ngene?” jawab Koplo seraya menunjukkan bungkus sebuah merk minuman suplemen.
“Hua-ha-ha… Oalah, Mbah, niki sanes puyer Mbah, pantes mumpluk. Tak arani ayan…” kata Tom Gembus sambil tertawa bersama ibunya.
Iwan Arif Wijayanto, Dodogan Gede RT 006/RW 001, Salakan Teras, Boyolali