Solo (Esposin)--Walikota Solo, Joko Widodo menyatakan tidak akan mempermasalahkan pergantian nama Bandara Adi Sumarmo Solo menjadi Bandara Adi Sumarmo Boyolali. Menurut Walikota, hal itu sama sekali tidak berpengaruh terhadap Kota Solo.
“Bagi kami sebenarnya tidak masalah namanya apapun. Toh kita masih dalam satu wilayah Provinsi Jateng, satu negara, negara Indonesia. Dari segi pendapatan atau keuntungan, selama ini Pemkot Solo tidak memperoleh apa pun dari situ. Sebab untuk retribusi, masuk ke Boyolali. Dengan nama Solo, justru mereka yang diuntungkan,” ungkap Walikota ketika ditemui wartawan, Rabu (2/3).
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Senada dikemukakan Wakil Walikota (Wawali) Solo, FX Hadi Rudyatmo. Menurut Wawali selama ini nama Solo yang menempel pada nama Bandara Adi Soemarmo sudah menjadi brand bagi bandara tersebut. Sebenarnya, lanjut dia, apabila Boyolali ingin membentuk citra wilayahnya, bisa menggunakan obyek lainnya.
“Sebab menurut saya hal itu justru tidak akan efektif. Sebab tidak mudah untuk membranding wilayah memalui objek yang sebelumnya sudah ada. Seharusnya kalau ingin mem-branding wilayah, bukan dengan obyek yang sudah ada, itu akan lebih sulit. Berbeda kalau mencari brand baru,” katanya.
Dikemukakan Wawali, pemilihan nama Bandara Adi Soemarmo sudah ada sejarahnya. Ketika wilayah Soloraya masih berbentuk Karesidenan Surakarta, nama bandara diambilkan dari nama karesidenan yang lebih dikenal dengan nama Solo.
sry