Esposin, SOLO — Sama-sama terlahir dari Dinasti Mataram, Surakarta dan Yogyakarta punya nasib berbeda. Yogyakarta ditetapkan jadi Daerah Istimewa, sementara Surakarta tidak.
Pernah bersatu dalam naungan Kerajaan Mataram Islam, Surakarta dan Yogyakarta akhirnya terpecah setelah Perjanjian Giyanti diteken pada 13 Februari 1755. Dua tahun berselang, Surakarta sendiri akhirnya terpecah menjadi dua di bawah naungan Keraton Surakarta Hadiningrat dan Pura Mangkunegaran setelah diteken Perjanjian Salatiga pada 17 Maret 1757. Perjanjian itu sekaligus mengakhiri pemberontakan Raden Mas (R.M.) Said yang bergelar Pangeran Sambernyawa.