Esposin, SRAGEN -- Calon Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati, menyebut 83% dari total 1.020 km jalan kabupatan di Bumi Sukowati dalam kondisi baik pada saat ini.
Sesuai target rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 2016-2021, kondisi jalan di Sragen diharapkan sudah 88% baik.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
“Kami masih punya waktu untuk memenuhi itu. Dan di waktu yang akan datang, kami pastikan infrastruktur bisa dikerjakan hingga 100% pada periode berikutnya. Jalan yang menjadi tanggung jawab kabupaten kami coba perbaiki semaksimal mungkin,” ujar Mbak Yuni, sapaan akrabnya, dalam debat publik pendalaman visi dan misi calon bupati dan wakil bupati yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sragen di Gedung Sasana Manggala Sukowati, belum lama ini.
Ada Aplikasi Sinau, Pelayanan Angkutan Umum di Sragen Jadi Mudah
Akan tetapi, pemdes tak mampu memperbaiki jalan antardesa itu karena butuh dana yang cukup besar. Oleh sebab itu, Yuni yang berpasangan dengan Suroto akan membangun infrastruktur jalan antardesa melalui dana bantuan khusus kepada desa jika memenangi Pilkada Sragen 2020.
“Intinya, infrastruktur harus merata dan dinikmati seluruh komponen masyarakat baik yang tinggal di utara Bengawan [Solo] atau selatan Bengawan,” bebernya.
Cegah Penularan Corona, Tahlilan di Tenggak Sragen Cukup Diikuti Keluarga
Belum Tersentuh Pembangunan Fisik
Dia mencontohkan,jalan desa penghubung Desa Sono, Kecamatan Mondokan, dengan Desa Cepoko, sepanjang sekitar 2 km kondisinya rusak. Selain itu, jalan penghubung Desa Cepoko dengan Desa Jati, Kecamatan Sumberlawang, sepanjang sekitar 1 km juga rusak.“Kalau Bu Yuni punya program itu [perbaikan infrastruktur jalan antardesa], saya mendukung penuh,” ujarnya kepada Esposin, Senin (30/11/2020).
Anggaran Jamkesda di Sragen Meningkat Signifikan dalam 5 Tahun Terakhir
Senada disampaikan Kepala Desa Sigit, Kecamatan Tangen, Wardoyo. Menurutnya, jalan desa dan antardesa banyak yang belum tersentuh pembangunan fisik. Dia memperkirakan hanya 15% jalan desa yang kondisinya baik di wilayah kerjanya.“[Dana desa] Memang menyentuh pembangunan fisik, tapi tidak semua [dana desa] untuk infrastruktur. Kalau bisa dan tidak menyalahi aturan, desa dengan senang hati menerima [program Mbak Yuni],” paparnya.