Esposin, SOLO – Dag dig dug dag dig dug, begitulah kira-kira suara degup jantung pengendara sepeda motor yang mencoba melintasi jembatan sesek yang membelah Sungai Bengawan Solo. Ada rasa ngeri, waswas, dan khawatir bakal terpeleset hingga tercebur ke sungai saat melintasi jembatan itu.
Seperti namanya, jembatan sesek itu terbuat dari anyaman bambu yang tentu tidak sekuat beton. Apalagi jika angin sedang berembus kencang, pengendara harus ekstra berhati-hati, tidak perlu ngebut, yang penting selamat sampai ke seberang. Meskipun berbahaya, jembatan yang cukup ekstrem itu seperti tak lekang oleh waktu. Apalagi di saat rencana penutupan Jembatan Mojo bergulir. Mengapa demikian?