Esposin, KLATEN -- Jembatan gantung sepanjang 100 meter (m) di Desa Dompol, Kecamatan Kemalang, Klaten yang kondisinya memprihatinkan akhirnya mendapatkan respons positif dari pemerintah.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Pasalnya, jembatan yang menghubungkan Desa Dompol dan Kendalsari tersebut memiliki peluang untuk segera diperbaiki pada 2014. Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans), Slamet Widodo, memaparkan pihaknya telah mengirimkan pengajuan proposal bantuan perbaikan jembatan kepada Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
“Proposal kami ajukan sekitar dua pekan lalu. Jika lolos, pada 2014 jembatan tersebut akan diperbaiki,” ungkapnya saat dihubungi Esposin, Senin (9/12/2013).
Berdasarkan informasi yang dia terima, bantuan perbaikan jembatan tersebut berasal dari International Labour Organization atau Organisasi Buruh Internasional (ILO) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Menurutnya, jembatan tersebut merupakan akses vital warga, baik dari Dompol menuju Kendalsari maupun sebaliknya, sehingga harus segera diperbaiki.
Rp5 Miliar
Sementara, Camat Kemalang, Bambang Haryoko, mengungkapkan jembatan tersebut perlu diganti total. Sebab, sejak 1980-an, jembatan gantung yang dibangun TNI masuk desa itu belum pernah satu kali pun direhab. Pihaknya juga membenarkan bahwa selama ini ada program perbaikan jembatan dari ILO PBB yang disalurkan melalui Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
“Pemerintah Desa dan Kecamatan juga sudah beberapa kali rapat dengan Disosnakertrans Klaten mengenai masalah jembatan tersebut,” ungkapnya saat dihubungi Esposin, Senin.
Lebih lanjut, dia mengatakan jika jembatan diperbaiki total, dana yang diperlukan bisa lebih dari Rp5 miliar. Pihaknya ingin jembatan segera diperbaiki karena kondisinya memang sudah tidak layak.
Seperti diberitakan sebelumnya, jembatan dengan lebar 1,5 m itu kondisinya sudah tidak layak. Aspal yang digunakan sebagai pelapis lantai yang terbuat dari kayu jenis Meranti sudah banyak yang mengelupas. Bahkan, tidak sedikit lantai dari kayu yang hilang lantaran sudah lapuk dimakan usia.
Selama ini, warga selalu melakukan penambalan secara swadaya dengan menambal kayu yang sudah hilang atau rusak dengan batang kayu yang baru. Pasalnya, jika tidak dilakukan perbaikan bisa membahayakan keselamatan warga sebagai pengguna jembatan gantung. Apalagi, jembatan gantung itu berdiri di atas jurang sedalam 100 meter.