Esposin, SRAGEN — Lalu lintas di jalur Pringanom Masaran menuju Plupuh, Kabupaten Sragen, terendam luapan air Bengawan Solo sejak Jumat (17/2/2023) waktu Subuh,. Polisi memberlakukan sistem buka tutup lalu lintas di jalur itu karena ketinggian air mencapai 40-50 cm.
Selain itu puluhan lahan pekarangan milik 30 keluarga di Desa Pringanom, Kecamatan Masaran juga ikut terendam banjir tetapi belum masuk ke perumahan. Sebanyak 90 hektare sawah di Masaran juga kebanjiran.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Camat Masaran, Suratman, mengatakan luapan air Bengawan Solo menggenangi jalan Pringanom-Plupuh, tepatnya di ruas Dukuh Sari, Desa Pringanom. Banjir terjadi sejak Subuh dan sampai Jumat siang belum surut.
"Ketinggian air 40-50 cm. Mobil masih bisa lewat dan motor yang kecil tidak berani. Kemudian genangan air juga sampai ke pekarangan warga. Ada 23 keluarga yang pekarangannya tergenang air. Untuk genangan sawah masih didata. Data sememtara ada 90 hektare yang terendam air," ujarnya.
Suratman mengatakan selain di Pringanom, banjir juga menerjang Desa Pilang, Desa Kliwonan, dan Desa Sidodadi, tetapi hanya di jalanan kampung. Sementara tanggul Bengawan Solo di Desa Pilang yang sempat jebol masih aman, tetapi air merembes ke jalan kampung.
Kapolres Sragen, AKBP Piter Yanottama, melalui Kasi Humas, Iptu Ari Pujiantoro, mengatakan banjir di wilayah Masaran disebabkan karena pintu air Waduk Gajah Mungkur dibuka dan curah hujan tinggi. Dia mengatakan genangan air juga ada di jalan kampung Dukuh Bakung dan Sari Pringanom serta selebihnya area persawahan.
"Polisi membantu sukarelawan untuk pengamanan jalur Masaran-Plupuh. Kami juga membantu warga yang sekolah dsn bekerja lewat lokasi," ujarnya.