Esposin, SRAGEN -- Kerusakan jalur Sukodono-Sragen melalui Gabugan, Kecamatan Tanon, tepatnya di Dukuh/Desa Bendo, Kecamatan Sukodono, membuat warga setempat berang, Sabtu (21/2/2015) siang.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Mereka beramai-ramai melakukan aksi damai sebagai bentuk protes kepada Pemkab Sragen yang tak kunjung memperbaiki jalan. Padahal kerusakan diklaim telah terjadi lebih dari 1,5 tahun.
Aksi warga dilakukan dengan menanam tiga pohon pisang di tengah jalan. Informasi yang diperoleh Esposin, aksi warga dilakukan dua hari berturut-turut, pada Jumat (20/2/2015) sore dan Sabtu siang.
Salah seorang warga Bendo, Heri menuturkan, warga sudah jengah dengan kondisi jalan yang rusak parah. "Kerusakannya parah sekali dan sudah lama tak kunjung diperbaiki. Warga terpaksa menanam pohon pisang di tengah jalan supaya mendapat perhatian pemerintah," tutur dia kepada Esposin.
Heri mengatakan, kerusakan jalan sudah kerap memakan korban para pengguna jalan. Utamanya, dia menjelaskan, pengguna jalan yang belum hapal kondisi jalur tersebut. "Saat hujan, badan jalan tergenang air sehingga pengguna jalan tidak tahu ada lubang-lubang berbahaya di situ," sambung dia.
Heri menerangkan kerusakan jalan dengan lebar sekitar tiga meter tersebut disebabkan genangan air hujan. Genangan air berasal dari luapan saluran drainase di kanan-kiri jalan. Kondisi saluran drainase tidak representatif sehingga air membeludak ke badan jalan.
"Masalah seriusnya sebenarnya saluran drainase di pinggir jalan. Saluran ini tersumbat sehingga air meluber setiap kali hujan turun. Sayangnya tidak ada tindakan dari pemerintah selama ini. Padahal kami sudah sering laporkan masalah ini kepada mereka," terang Heri.
Terpisah, Kepala Bidang Bina Marga DPU Sragen, Hutomo Ramelan, mengaku belum mendapat laporan ihwal aksi penanaman pohon pisang di Bendo. Namun dia menyatakan segera mengirim URC Penanganan Jalan Rusak untuk mengetahui seberapa parah kerusakan jalan dimaksud. Tim URC Jalan Rusak bisa langsung mengambil tindakan untuk mengatasi kerusakan jalan tersebut.
Namun penanganan yang dilakukan URC Jalan Rusak sebatas tindakan sementara. Sedangkan untuk perbaikan permanen dan menyeluruh badan jalan harus melalui pengajuan anggaran terlebih dulu.
"Penanganan yang dilakukan URC sebatas pengurukan badan jalan yang berlubang supaya tidak jatuh korban. Tim juga bisa membuat jalur sementara air supaya tidak menggenang di jalan," ujar dia.
Hutomo berharap partisipasi aktif masyarakat dalam melihara infrastruktur lingkungan. Salah satunya dengan membuka jalur air di badan-badan jalan yang rutin tergenang air setelah hujan turun.
Menurut dia air hujan menjadi musuh besar yang mengancam kulitas infrastruktur jalan.