Esposin, SOLO--Menanggapi gerakan sosial warga Soloraya yang secara organis menandai lubang di jalan, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Solo Endah Sitaresmi Suryandari mengaku pihaknya tidak merasa tersudutkan. Ia bahkan menyebut aksi The White Pylox (TWP) sebagai gerakan warga yang membantu pemerintah.
“Saya enggak terusik. Justru kami merasa terbantu. Itu bisa jadi penanda PR buat kami. Biasanya begitu ketemu lubang yang sudah ada tandanya, saya langsung telepon bidang pemeliharaan jalan. Itu juga membantu kami mengevaluasi pemeriksaan jalan mana saja yang sudah dikerjakan atau belum,” tuturnya saat ditemui Esposin di ruang kerjanya, Kamis (7/4/2016).
Sita, sapaan akrabnya, menyebutkan media warga untuk menginformasikan laporan jalan rusak sejatinya bisa dilakukan lewat berbagai cara formal. “Bisa lewat ULAS [layanan aduan yang bisa diakses lewat pengaduanmasyarakat.surakarta.go.id], twitter @PEMKOT_SOLO, atau surat resmi langsung ke kantor DPU,” jelasnya.
Menurut Sita, pemerintah telah mengalokasikan anggaran perbaikan jalan Rp1,4 miliar untuk menambal sejumlah jalan berlubang di Kota Solo. “Proyek ini sudah jalan sejak Januari lalu. Sudah 30% anggaran yang kami gunakan. Memperbaiki jalan biasanya kami gunakan skala prioritas,” ungkapnya.
Sementara itu, sosiolog dari UNS Akhmad Ramdhon menyebut aksi menandai jalan berlubang dengan cat putih dari ICS merupakan bentuk kritikan sosial dari warga untuk pemerintah.
“Ini cara mereka menuntut hak mendapatkan fasilitas infrastruktur yang memadai dari pemerintah. Makin banyak tanda ini di jalan menjadi indikator peran negara semakin minim,” paparnya saat dihubungi, Kamis (7/4/2016).
Ramdhon berharap aksi kecil untuk meningkatkan kewaspadaan pengguna jalan ini bisa menularkan virus kepedulian warga sekitar pada isu lainnya. “Saya berharap ada model-model begini di bidang lain. Misalnya pendidikan atau sosial lain. Dengan adanya gerakan keren seperti ini, saya yakin kota yang kita tinggali bisa makin layak,” kata dia.