Ratusan peserta unjuk rasa dan pekerja pabrik produsen air mineral Aqua itu saling umbar provokasi dalam demo menuntut perbaikan jalan tersebut.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Pantauan Namun, situasi mulai memanas saat puluhan pekerja PT TI menggelar aksi tandingan berupa pembentangan spanduk menolak demo. “Nyambut gawe kok dirusuhi terus,” ujar seorang pekerja. “Ora duwe gawean og,” sahut pekerja yang lain. Koordinator AMGA, Mukti Wibowo, dalam orasinya menyayangkan pihak pabrik yang seolah membenturkan demonstran dengan para pekerja. Menurut Mukti, mestinya perusahaan konsekuen memenuhi tuntutan warga tanpa harus menggunakan tameng pekerja. Mukti lantas meminta perusahaan menunjukkan bukti rekomendasi yang mengizinkan truk pengangkut produk PT TI melalui jalur Cokro-Tulung.
Pihaknya menegaskan jalur tersebut merupakan jalan kelas kabupaten yang maksimal hanya berkekuatan 8 ton. Sedangkan truk PT TI, menurutnya, sudah mengangkut muatan hingga 25 ton yang menyebabkan jalan tersebut rusak. “Mereka [PT TI] bilang ke mana-mana punya rekomendasi, coba tunjukkan buktinya. Siapa yang keluarkan?” tutur dia. Manager Sustainable Development PT TI, M. Atiq Zambani, saat dimintai konfirmasi membantah menggerakkan pekerja untuk menggelar aksi tandingan. Pihaknya mengaku telah mewanti-wanti karyawannya agar tak terpancing dengan aksi tersebut.
“Kami sudah koordinasi dengan serikat pekerja agar karyawan tetap bekerja seperti biasa,” ujarnya. Terkait praktik truk pengangkut air yang diduga melanggar tonase, PT TIV mengaku memiliki dokumen hasil pembahasan dengan instansi terkait. Dalam kesempatan itu, manajemen PT TIV pun tidak secara tegas bakal memerbaiki kerusakan jalur Cokro-Tulung. Padahal dalam pertemuan di Rumah Dinas (Rumdin) Bupati, belum lama ini, manajemen yang diwakili Water Resources PT TIV berjanji segera mengurus kerusakan tersebut. (Baca: PT TI Berjanji) “Kami perlu koordinasi dengan Pemkab karena jalan itu bukan milik kami,” tegas Atiq.