ST, 55, ibu dari DH tidak bersedia membeberkan di mana anaknya pergi. Menurutnya, anaknya itu pergi bersama suaminya ke luar kota. Dia mengakui, cukup banyak warga yang datang ke rumahnya untuk menanyakan keberadaan DH. Bahkan, ST sempat meminta perlindungan dari Polsek Ngrampal saat ada member arisan dari Semarang yang meminta uang dia kembali beberapa waktu lalu.
“Sejak saya minta bantuan ke polisi, tak ada lagi yang datang ke mari. Sebagai orang tua, saya hanya berharap semoga masalah ini bisa cepat selesai,” ucap ST kala ditemui Esposin di rumahnya di Kecamatan Ngrampal, Sragen, Rabu (25/8/2021).
Baca juga: Sadis, 2 Perampok di Sragen Tusuk Korbannya Berkali-Kali Pakai Gunting
Salah seorang investor yang keberatan disebutkan namanya mengaku sudah tergabung dalam arisan investasi Aleghoz sejak setahun terakhir. Pada awalnya, ia masih bisa mendapat keuntungan dari hasil arisan investasi itu. Namun, sejak pertengahan Juli 2021 lalu, arisan investasi itu mendadak dihentikan oleh DH sehingga membuat ia kebingungan.
“Padahal saya dulu rela menjual semua perhiasan saya untuk ikut arisan itu. Pada awalnya lancar, sekarang uang saya malah tidak kembali. Saya sudah berusaha menagih, tapi dia sudah menghilang. Kabar terakhir, katanya dia ada di Bekasi,” ucapnya.
Baca juga: Hore! Mal di Solo Boleh Buka, Maksimal Kapasitas 50%
Ditemui terpisah, Kapolres Sragen, AKBP Yuswanto Ardi, mengatakan laporan dari sejumlah member arisan investasi Aleghoz sifatnya baru aduan. Dalam hal ini, polisi perlu meminta keterangan lagi dari para member dan sejumlah saksi. Menurutnya, kasus arisan online yang merugikan banyak member tidak hanya terjadi di Sragen.
“Pelaku sengaja memanfaatkan situasi psikologi masyarakat di masa pandemi yang serba sulit. Mereka sengaja diiming-imingi keuntungan yang luar biasa namun justru menjebak korban untuk ikut. Saya mengimbau masyarakat jangan mudah percaya pada iming-iming untung besar. Dalam situasi ekonomi yang serba sulit ini, labih baik kita fokus pada pekerjaan yang sifatnya riil,” papar Kapolres.