Esposin, BOYOLALI - Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Tri Mandiri Sejahtera Daerah Irigasi (DI) Cengklik di Ngemplak, Boyolali, mempercepat proses penyusutan volume air waduk hingga mencapai elevasi 133,49 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Langkah itu dilakukan guna memperlancar pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi waduk warisan Pemerintah Kolonial Belanda itu.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Ketua GP3A DI Cengklik, Samidi, mengatakan penyusutan dengan target volume air menjadi 400.000 meter kubik seharusnya terjadi pada awal September lalu. Namun, hingga memasuki pertengahan Oktober ini air belum bisa susut seperti yang diinginkan.
“Adanya pekerjaan pemeliharaan sekunder di waduk bagian kiri dan kanan, baik dari Balai PSDA atau DPU ESDM Kabupaten Boyolali. Selain itu, kami sedang mengganti pintu BDB 3 sampai dengan BDB 8 sehingga untuk upaya penyusutan belum bisa maksimal,” kata Samidi saat berbincang dengan
Samidi mengatakan untuk mempercepat proses penyusutan, berdasarkan hasil rapat bersama seluruh ketua P3A DI Cengklik dan pejabat dinas terkait, memutuskan untuk membuka pintu air untuk mengalirkan sedikitnya 1.200 liter per detik air waduk sehingga elevasi muka air bisa turun lebih cepat menjadi 133,49 mdpl.
Salah seorang petani Desa Ngargorejo, Ngemplak, Citro Wiyatmo, 64, mengaku memanfaatkan penyusutan volume air Waduk Cengklik untuk memperluas lahan pertanian miliknya.
“Waduk susut jadi pemanfaatan airnya oleh petani harus bergiliran. Kalau saya, selagi menunggu jatah giliran, mending nanam padi juga di tengah waduk. Mempermudah memperoleh air,” kata Citro.