Esposin, BOYOLALI -- Bandara baru yang direncanakan Bupati Boyolali Seno Samodro belum tentu berlokasi di Mojosongo. Seno menyebut ada tiga alternatif lokasi pembangunan bandara, satu di antaranya Desa Madu dan sekitarnya di Kecamatan Mojosongo.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Hal ini disampaikan Seno saat ditemui Esposin di Boyolali, Kamis (6/10/2016). Kendati demikian, Seno tidak bersedia menyebutkan dua lokasi alternatif lainnya. “Yang jelas nanti yang jadi lokasi bandara tentu yang paling cepat untuk pembebasannya dan harganya murah, dan yang paling siap,” kata Seno.
Dia tidak membantah pernah mengomunikasikan wacana pembangunan bandara dengan Kepala Desa (Kades) Madu, Mardimin. Bahkan komunikasi itu sudah dilakukan sejak setahun lalu.
“Tapi kan nanti belum tentu di Desa Madu. Tunggu saja dan saya pastikan proyek itu akan terealisasi,” ujar Seno. (Baca juga: 35 Ha Lahan Desa Madu untuk Bandara Mojosongo)
Dia tidak menggubris makelar-makelar tanah yang mulai mengincar lahan yang dikabarkan menjadi lokasi pembangunan bandara, salah satunya di wilayah sekitar Desa Madu.
“Mau diborong terus dinaikkan jadi Rp1 juta per meter persegi ya terserah, yang jelas untuk saat ini saya tidak hanya punya satu alternatif lokasi tetapi tiga lokasi.”
Seno kembali menekankan bandara yang akan dibangun di Boyolali akan lebih megah dibandingkan Bandara Soekarno Hatta (Soetta) Cengkareng. “Bukan lebih besar tapi lebih megah. Kalau mau menyaingi besar dan luasnya memang sulit, tapi akan kami buat bandara yang lebih megah, lebih megah dari Terminal 3 Ultimate Bandara Soetta.”
Dia juga membandingkan nilai investasi bandara yang akan dibangun di Boyolali bisa lima kali lipat dibanding investasi Bandara Kuala Namu Medan. “Kalau Kuala Namu itu dibangun dengan biaya Rp8 triliun, di Boyolali berani sampai Rp42 triliun,” ujar dia.