Esposin, KLATEN – Pemerintah Desa (Pemdes) Malangjiwan, Kebonarum, Klaten, membikin peta digital agar dapat memberikan informasi terkini dan detail ke warga setempat. Selain sebagai data acuan utama, peta digital yang dibikin dalam tiga bulan terakhir merupakan gebrakan Pemdes guna menyasar generasi milenial.
Sekretaris Desa (Sekdes) Malangjiwan sekaligus Ketua Tim Pembuatan Peta Digital Malangjiwan, Hamid Kusnanto, mengatakan peta digital merupakan salah satu program utama yang dimiliki Pemdes Malangjiwan di bawah kepemimpinan Suprianto. Anggaran pembuatan peta digital senilai Rp18 juta.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Ditipu WNI di Bali, Putri Arab Saudi Rugi Rp500 Miliar
Tim pembuatan peta digital sebagian besar diisi dari perangkat desa (perdes) setempat. Peta digital tak hanya mencantumkan sejumlah dukuh dan batas wilayah. Di dalamnya dilengkapi dengan jumlah penduduk, rumah penduduk, potensi wilayah, dan lain sebagainya.
“Peta digital ini sudah kami sebar ke seluruh 17 RT/8 RW. Nantinya, peta digital ini akan dilengkapi lagi datanya. Misalnya dalam peta digital sudah disebutkan salah satu penduduk. Di situ akan dilengkapi dengan aset yang dimiliki, seperti hewan ternak, kendaraan, dan lainnya," kata Hamid Kusnanto, saat ditemui Esposin, di kantornya, Selasa (28/1/2020).
"Sehingga peta digital ini juga dapat dijadikan acuan meng-update data warga miskin. Sementara ini, data warga miskin di desa kami mencai 282 kepala keluarga [KK],” lanjutnya.
Hamid Kusnanto mengatakan peta digital juga mencakup batas wilayah di Malangjiwan. Hal itu seperti di bagian utara berbatasan dengan Karangnongko, di utara berbatasan dengan Ngrundul (Kebonarum), di selatan berbatasan dengan Pluneng (Kebonarum), dan di barat berbatasan dengan Karangduren (Kebonarum).
Tunjuk Narapidana Jadi Dirut Transjakarta, Anies Baswedan Bungkam
Luas Desa Malangjiwan mencapai 110,2 hektare. Penduduk di Malangjiwan mencapai 2.155 jiwa. Delapan dukuh di Malangjiwan, seperti Karangkembang, Karangmojo, Bener, Sentul, Brintik Bayanan, Gatak, Tanon.
“Di dalam peta juga sudah dimasukkan potensi desa, seperti Umbul Brintik dan Umbul Betek. Ada juga laporan keuangan desa atau laporan pembangunan di desa. Nanti dilengkapi juga dengan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Meski kami sudah memiliki soft file peta digital ini, tapi belum bisa kami publikasikan secara online. Soalnya, kami belum memiliki website. Rencananya, website kami bangun di tahun ini juga,” katanya.